Menanti Jawaban dari KTT G20
14 November 2008Harian Perancis La Croix menulis:
Apakah pertemuan puncak G20 ini akan bisa memenuhi harapan-harapan yang ditumpukan kepadanya? Kelompok yang pesimis mengatakan tidak. Mereka mengunjuk pada pertemuan-pertemuan puncak negara-negara industri G7. Hasilnya biasanya hanya pernyataan maksud-maksud baik, tanpa dampak konkrit. Walaupun begitu, arti konferensi-konferensi ini juga tidak bisa diremehkan. Sebab pertemuan ini sedikitnya menunjukkan, ada upaya untuk berkomunikasi. Krisis yang kita alami sekarang, akan jauh lebih buruk, seandainya para aktor ekonomi dunia terisolasi dan tidak mencoba menggagas politik bersama. Apakah itu soal tingkat suku bunga, soal perlindungan perdagangan atau soal konsolidasi keuangan negara. Orang memang tidak bisa berharap bahwa pertemuan puncak di Washington akan segera membawa hasil. Menggagas aturan baru untuk perekonomian global memang perlu kesabaran dan ketekunan.
Harian Perancis lainnya, Le Monde berkomentar:
Yang juga harus dibahas adalah perkembangan harga minyak. Gejolak harga minyak harus bisa dikendalikan agar dapat menjamin pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perlu investasi lebih besar lagi di sektor pertanian. Ini mungkin akan menjadi salah satu sektor terpenting pada tahun-tahun mendatang. Juga perlu diupayakan sistem harga yang lebih rasional dalam perdagangan dunia, yaitu sistem yang tetap menjamin pertumbuhan. Resesi yang akan terus meluas, menuntut adanya program bantuan bagi paling sedikit setengah perekonomian dunia. Kita berharap, penyelenggaraan konferensi ini bisa menenangkan pasar keuangan. Paling tidak, gagasan untuk meregulasi perekonomian dunia sudah terlihat di ufuk.
Harian Inggris Times berkomentar:
Dalam pertemuan puncak G20 ini, salah satu aktor terpenting perekonomian dunia tidak hadir. Yaitu presiden terpilih Amerika Serikat Barack Obama. Krisis keuangan yang sekarang melibas dunia bermula dari Amerika Serikat. Jadi krisis itu hanya bisa diselesaikan dengan peran utama Amerika Serikat. Konferensi di Bretton Woods dulu punya peran sangat penting dalam perkembangan ekonomi dunia setelah 1945. Kesepakatan yang dihasilkan ketika itu bisa membawa stabilitas nilai tukar mata uang, dan akhirnya memicu perdagangan serta investasi. Namun nilai terpenting konferensi itu adalah nilai simbolisnya. Keterlibatan Amerika Serikat ketika itu menandai berakhirnya era isolasi dan proteksionisme yang terjadi selama tahun-tahun perang dunia.
Harian Jerman Lübecker Nachrichten menilai:
Politik selalu perlu simbol-simbol. Pertemuan puncak ini merupakan simbol, bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi terpenting dunia tidak ingin bereaksi serampangan seperti pada krisis besar tahun 1929. Mereka sekarang ingin mencari jalan keluar bersama-sama. Secara praktis ini juga menandakan, bahwa dunia Barat, darimana krisis ini berasal, sekarang bukan lagi aktor yang bisa menentukan perkembangan dunia. Karena negara-negara ambang industri kini juga dipandang sebagai aktor-aktor penting perekonomian global. Memang sudah seharusnya mereka duduk sejajar di meja perundingan. Karena mereka pun berkepentingan atas perkembangan ekonomi dunia yang stabil. (hp)