Hadiah Yang Paling Bagus
22 Desember 2013Joseph Couve de Murville menunjukkan bungkusan kue Lebkuchen dan tersenyum. Ia berasal dari Afrika Selatan dan punya cerita tersendiri yang berkaitan dengan kue khas Jerman berlapis coklat tersebut. Pria berusia 32 tahun itu baru menyelesaikan kuliahnya di Hildesheim, dan sudah tinggal lebih dari empat tahun di Jerman.
"Ketika saya tiba di Jerman, saya bekerja sebagai guru bahasa Inggris untuk bisnis. Setelah Natal saya harus ke Afrika Selatan, dan murid-murid saya minta, agar saya membawa sesuatu yang khas Jerman. Saya jawab: Lebkuchen!" Murid-murid saya tertawa, karena di Afrika Selatan sekarang musim panas, dan orang tidak biasa makan Lebkuchen di musim panas.
Natal dengan Sosis dari Jerman
Mahasiswa Alicja Lasak dari Polandia juga membawa sesuatu yang khas Jerman kalau pulang ke keluarganya. "Saya mau membawa sosis dalam toples gelas," katanya. Tapi hadiah Natal baginya sebenarnya kurang penting. Yang penting adalah berada bersama keluarga. Oleh sebab itu ia tidak bisa membayangkan berada di Jerman di masa Natal.
Sebaliknya, Thi Anh Nguyet Pham dari Vietnam memutuskan tetap berada di Jerman. Kata perempuan berusia 26 tahun itu, ia datang ke Jerman bukan hanya untuk berkuliah, tapi juga untuk mengenal kebudayaan. Sejak semester musim dingin, ia berkuliah di Hildesheim dan berhubungan dengan beberapa mahasiswa Jerman. Memang sebagian besar temannya melewatkan Natal bersama keluarga, tetapi Thi Anh Nguyet sudah punya rencana. Ia akan melewatkan hari raya bersama ikatan mahasiswa Katolik.
Hadiah dan Sinterklas
Apakah di Jerman biasa memberikan hadiah kepada teman di masa Natal? Thi Anh Nguyet tidak yakin. Tetapi ia sekarang merajut syal untuk teman baiknya yang orang Jerman. Teman serumah akan dihadiahkannya gelang dari Vietnam. "Tapi itu akan menjadi kejutan", demikian ditekankannya.
Stres karena membeli hadiah Natal tidak dimengerti Myeong Jae Go dari Korea Selatan, yang juga sedang kuliah di Hildesheim. Ia dan tiga saudara hanya membeli satu hadiah, dan setiap orang mendapat satu hadiah. Tapi tahun ini keluarganya pasti tahu siapa yang mengirim paket dari Jerman. "Di Korea kami hanya minum kopi atau teh hijau", katanya. Sementara di Jerman banyak jenis teh. Untuk keluarganya, ia mengirim teh buah-buahan dengan rasa vanili, juga teh apel dan teh dari tumbuhan melissa offinicalis.
Mahasiswa asal Turki Belcan Gonzalez tidak perlu pusing dengan hadiah Natal. Sebagai negara Muslim, Turki tidak merayakan Natal. Ia bercerita, sampai ia berusia tujuh tahun, ia selalu menunggu Sinterklas yang dikenalnya dari film-film kartun. "Film-film itu datang dari Eropa, dan ada Sinterklas yang membawa hadiah-hadiah bagus untuk anak-anak. Setelah berusia tujuh tahun ia baru tahu, "Untuk orang Turki tidak ada Sinterklas."