Mengapa Kita Cinta Orang Lain? Beberapa Teori
Cinta romantis indah, membutakan mata dan mematahkan hati. Kadang semuanya sekaligus. Mengapa kita melakukannya? Apa cinta membuat hidup berarti? Berikut beberapa teori.
Tidak Sekedar Mencintai?
Apakah jatuh cinta atau mencintai orang ada "tujuannya"?.Hal itu belum berhasil diungkap dengan bukti-bukti meyakinkan oleh psikologi dan ilmu alam. Apakah untuk memenuhi hasrat seksual? Apakah hanya itu yang kita perlukan? Apakah kita memerlukannya? Saat ilmu alam gagal menjelaskan, sejumlah filsuf tampil mengemukan teori tentang cinta. Berikut beberapa diantaranya:
Ingin Merasa Utuh
Dalam karyanya yang berjudul "Simposium" Plato (428/427 - 348/347 SM) mengungkap teorinya, bahwa manusia dulunya mahluk berkaki dan bertangan empat, dan berkepala dua. Suatu hari mereka membuat dewa tertinggi marah, sehingga ia mengirim kilat dan membelah dua manusia. Akibatnya, manusia terpisah dari pasangannya, dan terus merindukan "belahan hatinya." Cinta bisa membuat orang merasa utuh lagi.
Orang Lain Bisa Membuat Kita Bahagia
Menurut Arthur Schopenhauer (1788-1860), hasrat pada manusia mendorong manusia untuk berpikir, orang lain bisa membuat bahagia. Tapi itu salah. Alam mengelabui manusia untuk beranak-pinak. Dan akhirnya rasa cinta berpindah menjadi sayang kepada anak. Jadi cinta bagi manusia hanya untuk berkembang biak.
Pelarian dari Rasa Kesepian
Menurut Bertrand Russell (1872-1970), manusia diciptakan untuk berkembang-biak. Tapi seks tidak memuaskan tanpa rasa cinta. Sementara itu, rasa takut menghadapi dunia dan hidup sehari-hari memicu orang membuat "pertahanan" dan isolasi diri. Cinta, rasa senang, dan intimitas menolong orang mengatasi rasa takut. Orang jadi berani membuka diri. Cinta "memperkaya" orang dan jadi hal yang paling baik.
Hanya Penderitaan Yang Salah Dimengerti
Menurut penggagas ajaran Buddha, Siddharta Gautama, orang jatuh cinta untuk penuhi hasrat dan keinginan dasar. Tapi itu suatu kesalahan. Keterikatan pada seseorang, bahkan cinta yang romantis, adalah sumber kesengsaraan. Buddha mengungkap, ada jalan untuk mengatasi hasrat sehingga orang bisa mencapai Nirwana. Itu berarti mencapai situasi damai sepenuhnya, kejelasan, kebijaksanaan dan rasa kasihan.
Menambah Makna Hidup
Filsuf perempuan asal Perancis Simone de Beauvoir (1908-1986) punya teori lain. Menurutnya, cinta menyebabkan orang saling ingin berinteraksi. Dan itu menjadikan hidup jauh lebih berarti. De Beauvoir fokuskan teorinya pada: bagaimana cara mencintai lebih baik. Menurutnya, mencintai berarti saling mendukung dalam hidup sehari-hari, dan bersama-sama menjangkau hal yang tidak bisa dicapai sendirian.