Mengenyam Pendidikan dan Teologi Islam di Münster
Di Jerman terdapat beberapa universitas yang menawarkan jurusan teologi Islam. Yang paling besar ada di Universitas Münster. Di jurusan ini dipersiapkan tenaga-tenaga pengajar untuk pelajaran agama Islam di Jerman.
Pusat pendidikan Islam terbesar di Jerman
Pusat Teologi Islam di Münster (Zentrum für Islamische Theologie, ZIT) adalah satu dari empat pusat pendidikan Teologi Islam di Jerman. Pusat pendidikan Islam lainnya terletak di Frankfurt, Tübingen dan Nürnberg. Tapi jurusan di Universitas Münster ini yang terbesar. Pusat pendidikan ini mendapat bantuan dana sekitar 20 juta Euro dari pemerintah Jerman.
Metode ilmiah dalam pendidikan teologi
Mouhanad Khorchide merupakan pimpinan jurusan ini. Dia menyebut dirinya sebagai seorang ilmuwan sekaligus ahli agama. Menurut Khorchide, sistem pendidikan di institutnya mengacu pada metode ilmiah yang juga diterapkan dalam pendidikan teologi umum.
Suasana belajar
Inilah suasana belajar di ruang kuliah studi Islam di Universitas Münster. Dewan Pengawas Pusat Teologi Islam di Münster diisi oleh anggota dari empat organisasi besar Islam yang ada di Jerman. Pimpinan pusat kajian Islam, Mouhanad Khorchide menolak interpretasi fundamenlistik dan menyebut Islam sebagai "agama yang murah hati."
Tempat terbatas
Setiap tahun, ribuan orang melamar, tapi hanya sekitar 400 orang yang bisa diterima. Dua jurusan khusus yang ditawarkan adalah jurusan "Teologi Islam" dan jurusan "Pendidikan Keguruan Islam". Tampak beberapa perempuan Muslim mengikuti seminar dalam pembukaan jurusan teologi dan keguruan Islam di Universitas Münster.
Ingin jadi guru
Mariam Sarwary termasuk yang berhasil masuk ke jurusan keguruan Islam. Ia bercita-cita untuk menjadi guru pelajaran agama Islam. Saat ini sudah ada mata pelajaran Islam yang ditawarkan di sekolah di beberapa negara bagian. Kebutuhan guru agama Islam di Jerman diperkirakan akan meningkat dalam beberapa tahun depan.
Mualaf yang ingin mendalami
Di universitas yang sama, Daniel Garske lebih memilih jurusan Teologi Islam ketimbang keguruan Islam. Dia seorang mualaf dan baru mulai belajar tentang Teologi Islam beberapa tahun belakangan. Dia mengatakan: "Dengan pengetahuan yang saya dapatkan di sini, saya nantinya ingin bekerja dalam bidang teologi. Saya juga ingin membantu agar wajah dan citra Islam dalam masyarakat menjadi lebih baik.
Dikunjungi presiden Jerman
Dalam kunjungannya pada bulan November 2013, Presiden Jerman Joachim Gauck berbincang dengan kepala pusat studi Islam di Münster, Mouhanad Khorchide.
Belajar toleransi
Masih banyak guru pelajaran Islam dibutuhkan di Jerman. Bulent Senkaragoz, di antaranya, mendidik siswa dalam pelajaran agama Islam di Münster. Sebagai pendidik kerohanian, ia menanamkan kepada murid-muridnya, tentang betapa pentingnya toleransi.