SPD - Partai Yang Sedang Murung
22 Januari 2018Siapa yang ingin melihat bagaimana kondisi partai SPD saat ini, bisa melihatnya dari penampilan Ketua Umum Martin Schulz pada kongres partai hari Minggu (22/1) di Bonn. Dia berpidato selama satu jam, tanpa mampu menyebar optimisme di kalangan delegasi SPD, apalagi memicu antusiasme.
Martin Schulz tahun lalu tampil sebagai pembawa harapan. Dia menjadi kandidat utama SPD dan untuk pertama kalinya, seorang kandidat SPD dalam jajak pendapat mampu menyaingi popularitas Kanselir Angela Merkel. Partai merayakan penampilannya dengan penuh pujian dan harapan. Sekarang, Martin Schulz tampak loyo, tanpa tenaga.
Lain dengan kelompok muda SPD, Jungsozisalisten atau lebih dikenal sebagai JUSO. Mereka secara tegas menolak keinginan jajaran pimpinan SPD untuk berkoalisi lagi dengan CDU/CSU membentuk Koalisi Besar atau dalam bahasa Jerman Große Koalition disingkat GroKo. "Pemberontakan" JUSO tampaknya berhasil meyakinkan cukup banyak anggota delegasi SPD. Pada pemungutan suara, 56 persen dari sekitar 600 anggota delegasi setuju perundingan GroKo, sementara 44 persen menolak.
Andrea Nahles lebih cocok jadi Ketua Umum?
Ini bukan pertanda baik bagi SPD dan jajaran pimpinannya. Partai ini sekarang seperti terpecah dua. Kedua pihak sama-sama punya argumentasi kuat untuk posisi masing-masing. Kedua posisi sama-sama beresiko tinggi.
Keterlibatan SPD di pemerintahan bersama dengan CDU dan CSU bisa semakin mengerdilkan partai itu. Tapi penolakan SPD membentuk koalisi pemerintahan bisa berujung pada pemilu baru, di mana partai itu mungkin kehilangan suara lebih banyak lagi. Jadi, tidak ada solusi yang memuaskan. Dan inilah dilema partai SPD dan ketuanya Martin Schulz.
Patut diragukan, apakah Martin Schulz akan mampu memimpin SPD keluar dari krisis besar yang melanda saat ini. Pada Kongres Nasional di Bonn, justru tampil Andrea Nahles yang berpidato dengan penuh antusiasme dan mampu membangkitkan lagi optimisme SPD
Buah simalakama
Banyak anggota delegasi yang masih tetap ragu, apakah GroKo merupakan jalan terbaik bagi SPD?. Mereka yang menentang GroKo kelihatannya sudah sangat mantap dan tidak akan mengubah lagi pilihannya. Lebih dari itu, mereka yang setuju dengan GroKo juga sebenarnya tidak menyetujui 100 persen. Mereka masih punya keberatan dan catatan. Jadi, mereka yang memilih "Ya" untuk GroKo melakukan itu karena menganggap bahwa kata "Tidak", adalah opsi yang lebih buruk. Tapi mereka sendiri tidak yakin dengan GroKo.
Bagi anggota SPD, pilihan ini menjadi pilihan diantara alternatif terburuk, atau malah jadi buah simalakama. Lalu bagaimana partai ini mau memperbarui diri? Seandainya digelar pemilu ulang, bagaimana mereka bisa meyakinkan pemilih untuk memilih mereka dan menyerahkan kepercayaan pada SPD memimpin negeri ini? Bagaimana mereka mampu memotivasi pemilih, ketika dalam tubuh partai sendiri terjadi perpecahan?
Beberapa tahun terakhir, SPD kalah dalam banyak pemilu regional. Sekarang, mereka harus lebih hati-hati sehingga tidak kehilangan terlalu banyak pemilih lagi dan menjadi lebih tidak menarik. Jika SPD tidak mampu melakukan pembaruan partai, mereka akan anjlok menjadi partai tanpa peran berarti bagi Jerman.