Menyebarnya Ekstremisme
14 November 2012Para peneliti Jerman merilis survei terbaru tentang ekstrimisme kanan. Dalam penelitian yang diprakarsai oleh yayasan Friedrich Ebert Stiftung ditemukan, kecenderungan ekstrimisme kanan masih cukup kuat. Sekitar 9 persen warga Jerman disebut punya pandangan yang cenderung berlatar belakang ekstremisme kanan.
Sikap ekstremisme kanan ada yang berlandaskan ideologi, yaitu rasisme, nasionalisme dan fasisme. Ada juga yang berdasarkan sentimen agama. Di Jerman, bentuk ekstremisme kanan yang jadi sorotan adalah rasisme dan nasionalisme yang berlebihan. Karena itu, secara berkala berbagai penelitian dilakukan terhadap masalah ini.
Faktor Sosial
Bagaimana paham ekstremisme kanan, yang juga mencakup sikap bermusuhan terhadap warga asing, bisa menyebar? Menurut survei, paham ini mudah menyebar pada kalangan yang berpendidikan rendah. Selain itu, ekstremisme kanan mudah menyebar di kawasan yang punya masalah sosial tinggi, seperti kemiskinan dan pengangguran.
Warga miskin dan kurang pendidikan mudah digiring dengan slogan-slogan populis. Sikap menolak terhadap orang asing misalnya, justru paling banyak muncul di kawasan yang jumlah warga asingnya sedikit. Kecemburuan sosial dengan mudah disulut oleh sekelompok orang.
Ekstremisme di Indonesia
Di Indonesia, ada juga kecenderungan ekstremisme. Yang terakhir meluas adalah ekstremisme berdasarkan sentimen agama. Ada kelompok-kelompok kecil memanfaatkan isu agama dan sosial untuk menyulut kebencian.
Apa yang harus dilakukan? Masyarakat sipil dan pemerintah harus menyadari kecenderungan ini, dan tegas menyatakan penolakan. Perlu penelitian sosial, mengapa masalah ini mencuat. Berbagai upaya harus digalang untuk menghadang pandangan ekstremisme. Bersamaan dengan itu, pendidikan dan penyelesaian masalah sosial harus mendapat prioritas.
Selalu akan ada kelompok yang berusaha memanfaatkan kecemburuan sosial dan kesempitan berpikir. Masyarakat dan pemerintah harus punya strategi meredam ekstremisme.