Menyejukkan Kota dengan Pertanian Urban
26 September 2023Di masa menanam, Vijay Kumar Das menyemai bibit tanaman cabai di tanah. Lapisan plastik pelindung menahan kelembaban tetap berada di tanah.
Vijay Kumar Das sudah bekerja membantu petani selama enam tahun di Grün Agro Ventures. Dia berasal dari daerah pedesaan di negara bagian Assam di India Utara. Tapi dia baru belajar menjadi petani di ibukota negara bagian Kerala, Thiruvananthapuram..
Vijay bercerita, dulu dia tidak tahu apa-apa soal pertanian. "Saya sekedar menolong ayah saya. Tapi setelah datang ke sini, saya belajar banyak." Sekarang dia juga tahu teknologi yang membantu pekerjaannya. Ke manapun dia pergi, dia tidak perlu khawatir, katanya, karena dia tahu apa yang harus ia lakukan tanpa harus diberi petunjuk oleh orang lain.
Grün Agro Ventures adalah sebuah perusahaan kecil di pinggiran Thiruvananthapuram. Perusahaan itu menyediakan keahlian pertanian dan tekniknya untuk membantu orang mendirikan pertanian di daerah pedesaan yang punya lahan terlantar.
Perusahaan yang didirikan 2016 itu mengkombinasikan teknik modern dengan praktek pertanian tradisional. Mereka membudidayakan sayuran yang sesuai kondisi tanah, dan hanya menggunakan pestisida alamiah.
Pendiri perusahaan, Ejaz Salim mengkombinasikan latar belakangnya di bidang teknik dengan gairah besar untuk bertani, guna menarik minat lebih banyak orang di kawasan perkotaan agar menanam kebutuhan pangannya sendiri.
Selama pandemi, pengetahuan orang tentang produk lokal jadi bertambah, karena saat itu sumber pangan jadi terbatas. "Jadi situasi pandemi sangat mengubah ketersediaan pangan", kata Ejaz Salim. "Dan aspek itu, saya rasa, akan jadi pendorong bisnis ini di masa depan.”
Teknologi baru bagi pertanian urban
Pertanian perkotaan dianggap solusi berkelanjutan untuk menolong orang-orang di kota yang bertumbuh sangat cepat, untuk mendapat pangan. Tapi di luar negara bagian Kerala, penanganannya mungkin tidak semudah itu. Terutama di kota-kota terbesar seperti New Delhi, Bengaluru dan Chennai, di mana air tanah sudah sangat kurang. Di sana, para pakar sedang mengusahakan teknologi baru.
Dr. Jacob John, Kepala Integrated Farming Systems Research Station (IFSRS) pada Kerala Agricultural University mengungkap, tidak seperti metode konvensional untuk mengairi tanaman menggunakan pot atau selang, sekarang mereka punya metode irigasi mikro. "Misalnya, ada alat penyemprot mikro, juga irigasi tetes."
Pemerintah juga mendukung program-program ini, kata Dr. Jacob John. Selain itu, ada perusahaan swasta yang membawa model bagus yang bisa dicocokkan dengan metode ini. Jadi sebagian besar masalah kekurangan air bisa diatasi.
Pertanian perkotaan saring polusi dan CO2
Pertanian kawasan perkotaan juga menjadi penyangga hijau terhadap emisi karbondioksida, selain juga membantu menyaring polusi udara. Tapi banyak orang di kota tidak mampu menanam makanannya sendiri.
Ini adalah dorongan utama bagi organisasi non profit di Thiruvananthapuram, yang menyokong orang muda yang menderita autisme dari keluarga berpenghasilan rendah.
Grün Agro Ventures membantu mengubah satu hektar tanah kosong menjadi daerah pertanian sayur. Mereka yang ikut program itu, belajar keahlian bernilai tinggi, dan bisa membawa pulang hasil panen.
Namun pengalaman menunjukkan, pertanian punya keuntungan lain berupa terapi. Jolly Johnson, pendiri Helping Hands Organization mengatakan, mereka mendapat keahlian lain seperti pembentukan tim, saat bekerjasama ketika memanen hasil pertanian. Sehingga mereka juga mengerti konsepnya dan mendapat serangkaian keahlian dan komunikasi. Jadi pertanian sangat membantu.
Karena semakin banyak orang beralih ke bentuk pertanian baru, Grün Agro Ventures juga memasuki pasar baru yang terus berkembang di Kerala. Ini juga jadi sokongan bagi impian pekerja pertanian Vijay Kumar Das, yang bercita-cita untuk memiliki tanah pertaniannya sendiri, di kampung halamannya di negara bagian Assam. (ml/as)