Merkel "Dihukum" Pemilih anti Politik Pengungsi
14 Maret 2016Tidak pernah sebelumnya pemilihan umum komunal menggoreskan luka sedalam ini. Hasil tiga pemilihan umum daerah (pilkada) di tiga negara bagian Jerman, membuahkan angka dua digit untuk AfD, partai sayap kanan Jerman yang anti imigran.
Padahal partai kanan populis Jerman AfD, yang berhaluan nasionalistis untuk pertamakalinya tercantum dalam kartu suara di tiga negara bagian, Baden-Württemberg, Rheinland-Pfalz dan Sachsen Anhalt. Sekarang, partai yang dikenal anti imigran itu berada di jalan terbaik untuk menembus parlemen nasional Jerman, Bundestag.
Kini wakil dari AfD meraih kursi di delapan dari 16 parlemen negara bagian. Untuk partai yang baru didirikan pada tahun 2013 tersebut, hasil pemungutan suara ini benar-benar sebuah keberhasilan. Hasil tersebut tidak lepas dari krisis pengungsi. Karena krisis ini akan berkepanjangan, bahkan bisa semakin meruncing, yang berarti bisa terus memberi keuntungan suara bagi "Partai Alternatif Jerman" ini.
AfD tak perlu susah payah untuk meraup suara, cukup suasana jalanan dari hati para pemilih diunggah jadi atribut partai. Partai-partai lama disarankan untuk lebih banyak menyesuaikan diri dengan kekuatan politik baru itu.
Di atas semua, partai-partai lama perlu mengubah strategi dalam berurusan dengan AfD. Mereka yang menolak berkonfrontasi dengan partai itu, sering meremehkan tuntutan suara pemilih. Hal ini adalah arogansi, yang membuat demokrasi tidak bermartabat.
Telah terbukti dalam pemilu hari Minggu (13/03) kemarin, di ketiga negara bagian itu, jumlah pemilihnya jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Semua yang selalu mengeluh, rakyat muak politik, seharusnya ikut senang
Bagaimanpun Merkel tetap menang
Tentu saja hasil pemilu komunal itu merupakan suara protes, terhadap kebijakan pengungsi Angela Merkel. Tapi pemilu juga menunjukkan kepribadan masing-masing kandidat juga berpengaruh dalam perolehan suara. Hal ini berlaku bagi Winfried Kretschmann dari Partai Hijau di Baden-Württemberg dan Malu Dreyer dari partai SPD di Rheinland-Pfalz. Mereka memenangkan suara, meskipun mendukung kebijakan pengungsi Angela Merkel. Sebuah keberhasilan yang kadang-kadang diabaikan AfD. Tapi mereka tetap bertahan dalam pemerintah karena telah dipercaya mewakili kepentingan negara. Tidak ketinggalan tampaknya hal ini juga berlaku untuk Reiner Haseloff dari CDU.
Tiga negara bagian, tiga kesuksesan juara bertahan dari tiga partai yang berbeda. Tak seorang pun dapat mengatakan pemilu di Jerman membosankan dan mudah diprediksi. Sekarang dimulailah negosiasi koalisi yang rumit. Ini terpaksa dilakukan, dan akan ada beberapa hambatan antara SPD, CDU, partai Hijau dan FDP. Ya, FDP kembali diperhitungkan dalam koalisi.
Dua tahun setelah gagal menembus batasan treshold untuk duduk di parlemen Jerman, Bundestag, pemilih memberi kehormatan baru pada mereka. Liberalisme di Jerman memiliki keberuntungan masa depan. Dalam suasana panas seperti yang dialami negara Jerman saat ini, liberalisme sangat menenangkan.
Yang mengkhawatirkan adalah kondisi Partai Kiri. Mereka kalah dibandingkan partai mana saja. Kebijakannya yang ramah pengungsi secara konsisten, tidak cukup membantu perolehan suara, malahan sebaliknya.
AfD sekarang memiliki yurisdiksi. Masa kepastian dalam politik Jerman telah berlalu. Setiap pihak yang ingin mengambil alih tanggung jawab pemerintah harus bersedia untuk berkompromi lebih daripada sebelumnya. Hitam-hijau, merah-hijau-kuning, hitam-merah-hijau - banyak yang dapat dibayangkan.
Jerman secara politis berwarna. Karena setiap pemilih menginginkan sesuatu. Mudah-mudahan setiap partai dapat memahami sinyal ini.