1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaJerman

Jerman Tersingkir dari Piala Dunia 2022 Meski Menang 4-2

2 Desember 2022

Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Jerman gagal menembus babak penyisihan grup di Piala Dunia. Kemenangan 4-2 melawan Kosta Rika tidak cukup bagi tim asuhan Hansi Flick lolos ke babak 16 besar.

https://p.dw.com/p/4KN4u
Kapten timnas Jerman Thomas Müller
Thomas Müller melambaikan tangan sebelum meninggalkan lapangan, Kamis (01/12)Foto: Martin Meissner/AP Photo

Pada Piala Dunia 2018, Korea Selatan menyingkirkan Jerman dengan skor 2-0. Empat tahun berselang, timnas Jerman lagi-lagi kandas di penyisihan grup. Meskipun menang 4-2 atas Kosta Rika dalam laga terakhir Grup E Piala Dunia 2022 pada Kamis (01/12), kemenangan 2-1 Jepang atas Spanyol di partai lainnya memaksa tim besutan Hansi Flick angkat kaki dari Qatar.

"Bagi saya pribadi, ini benar-benar bencana," kata kapten timnas Jerman Thomas Müller, 33, kepada media Jerman ARD setelah pertandingan.

"Jika ini adalah pertandingan terakhir saya, saya ingin mengatakan beberapa patah kata kepada para penggemar kami yang telah mendukung selama bertahun-tahun. Saya selalu berusaha untuk bersungguh-sungguh di lapangan," tambahnya.

Dalam pertandingan semalam (01/12), Müller sempat melepaskan sundulan yang melebar dari sisi gawang, sebelum akhirnya Serge Gnabry mencetak gol pada menit ke-10. Sama seperti saat melawan Jepang dalam pertandingan pertama, Jerman gagal belajar dari kesalahan.

Menghadapi Kosta Rika, Jerman kehilangan bola di lini tengah. Penjaga gawang timnas Jerman Manuel Neuer melepaskan sundulan dan Yeltsin Tejeda mencetak gol dari jarak dekat.

"Kami tidak tersingkir hari ini, kami tersingkir dalam 20 menit itu melawan Jepang," kata Flick kepada ARD. "Kami kekurangan efisiensi dan itulah mengapa kami tersingkir."

Pelatih Hansi Flick, yang terikat kontrak hingga Euro 2024 yang akan digelar di Jerman, mengatakan dia tidak punya rencana untuk mundur, tetapi mengakui "itu bukan kuasa saya."

"Dari sisi saya, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkannya," tambahnya. "Saya menikmatinya, kami memiliki pemain bagus."

Flick menyerukan perubahan mendesak pada pengembangan pemuda sepak bola Jerman dan mengatakan mereka perlu mencari cara untuk meningkatkan ilmunya dan berlatih ke negara lain.

Havertz: Seperti menonton film horor

Gelandang timnas Jerman Kai Havertz yang mencetak dua gol di babak kedua setelah keluar dari bangku cadangan pada Kamis (01/12), mengatakan cara para pemain mengetahui tentang tersingkirnya mereka dari Piala Dunia 2022 membuatnya semakin sulit.

"Ketika terjadi seperti ini, rasanya seperti menonton film horor," kata Havertz.

Havertz menyalahkan kinerja Die Mannschaft, julukan timnas Jerman, saat melawan Jepang. "Ketika Anda tersingkir dua kali di babak pertama dan sekali di babak 16 besar, itu sangat pahit. Kami harus jujur dan mengatakan bahwa selama empat tahun, semuanya tidak berjalan dengan baik," ujarnya.

Pendukung Der Panzer telan kekecewaan

Di sebuah bar di Berlin timur, Eric Warncke kecewa dengan tersingkirnya Jerman secara mengejutkan dari Piala Dunia, meski sudah menduga sebelumnya.

"Tidak ada yang mengira Jepang mengalahkan Spanyol, tetapi pada akhirnya kami harus tersingkir," kata Warncke, 27, pendukung timnas Jerman.

Menurutnya, ada "terlalu sedikit karakter, terlalu sedikit pemimpin" dalam skuad besutan Hansi Flick dibandingkan dengan tim sebelumnya. "Secara individual mereka semua pemain bagus, tapi ini bukan tim," katanya, seraya menyesali hilangnya Bastian Schweinsteiger dan Lukas Podolski dari skuad.

Bahkan sebelum komentator televisi mengonfirmasi kemenangan Jepang dan tersingkirnya Jerman, dia berteriak "ini bencana, ini bencana!".

Jerman seharusnya berhasil "ke perempat final, pasti," kata Levent Lanzke, berusia 41 tahun, yang menyaksikan laga terakhir tersebut. "Di atas kertas itu mungkin, tapi Jepang muncul. Kosta Rika juga," katanya sambil mengangkat bahu.

"Antusiasme sudah sangat rendah," kata Sebastian Fichte, 48, warga setempat. Kekhawatiran atas hak asasi manusia di Qatar dinilai telah mengganggu persiapan turnamen dan memicu seruan dari beberapa klub penggemar sepak bola Jerman untuk memboikot pertandingan.

ha/pkp (AFP)