Militer Jerman Siap ke Somalia
12 Februari 2014Somalia sering disebut sebagai negara gagal. Selama 20 tahun terakhir berkecamuk perang saudara, kekacauan dan kelaparan. Kelompok milisi saling berperang berebut kekuasaan. Sebagian wilayahnya dikuasai oleh kelompok militan Islam, Shabab. Berulangkali terjadi serangan gelap dan penjarahan.
Tahun 2013, Jerman menghentikan misi pelatihan militer di Somalia karena situasi makin meruncing. Ketika itu, sekitar 20 pelatih militer Jerman yang ada di Uganda dikirim ke Mogadishu dalam sebuah misi di bawah koordinasi Uni Eropa.
Sekarang, Kementerian Pertahanan Jerman di bawah Ursula von der Leyen kembali mempersiapkan misi ke Somalia. Jerman memang sedang meninjau lagi politik luar negerinya dan ingin peran internasional yang lebih besar.
Oposisi skeptis
Kalangan oposisi skeptis tentang rencana baru ini. Juru bicara pertahanan dari Partai Hijau Agnieszka Brugger justru heran kenapa pemerintah mengubah pandangan tentang Somalia. "Saya tidak tahu apa alasannya. Sebab situasi keamanan di sana belum berubah. Jadi mengapa sekarang kita harus ikut misi pelatihan militer di sana?"
Memang situs Kementerian Luar Negeri Jerman menyebutkan, situasi di Somalia sangat tidak stabil. Terutama situasi keamanan di Somalia tengah, selatan dan di sekitar Mogadishu.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan menerangkan, sejak Desember 2013 ada informasi baru dari pasukan Eropa yang sudah ada di Somalia. Itu sebabnya pemerintah Jerman memutuskan untuk ikut dalam misi Uni Eropa yang sudah berjalan.
Jerman ingin lebih terlibat
Ketua Komisi Pertahanan, Hans-Peter Bartels dari SPD, menerangkan, jika negara-negara Eropa yang lain sudah tidak melihat ada masalah keamanan besar di Somalia, Jerman tidak bisa menolak keterlibatannya. "Yang pasti, militer Somalia harus mendapat pelatihan," kata Bartels.
Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen sebelumnya memang sudah mengumumkan bahwa Jerman akan meningkatkan partisipasi militernya di Afrika. Menteri Luar Negeri Steinmeier dan Presiden Joachim Gauck juga beberapa kali menekankan, Jerman ingin tangung jawab internasional yang lebih besar.
Tapi sebagian anggota parlemen mengingatkan, peran lebih besar tidak otomatis berarti pengerahan militer yang lebih banyak. "Untuk saya, tanggung jawab lebih besar tidak langsung berarti lebih banyak misi militer," kata Philipp Missfelder (CDU). "Tanggung jawab lebih besar juga bisa berarti lebih banyak bantuan pembangunan."
Pemerintah Jerman berniat membahas lagi haluan baru untuk politik Afrika. Menteri Pertahanan Von der Leyen (CDU) akan membicarakan hal itu dengan Menteri Luar Negeri Steinmeier (SPD) dan Menteri Bantuan Pembangunan Gerd Müller (CSU).