Misteri Dua Kutub Jupiter
Wahana nirawak NASA, Juno, akhirnya memasuki orbit Jupiter dan membuat citra dua kutub yang mengejutkan ilmuwan. Misi tersebut adalah upaya teranyar manusia untuk mengungkap rahasia terakhir raksasa gas tersebut
Rahasia Terakhir Jupiter
Setelah hampir lima tahun bermanuver di tata surya, wahana nirawak teranyar NASA, Juno, akhirnya tiba di planet Jupiter. Dalam misi ini Juno diharapkan mampu mengungkap rahasia terbentuknya gas raksasa tersebut dan apakah Jupiter memiliki inti planet yang terbuat dari batu.
Antara Dua Kutub
Untuk menjawab misteri Jupiter, Juno akan melakukan hingga 37 kali terbang lintas di kutub utara dan selatan Jupiter. Gambar ini menampilkan ujung selatan raksasa gas tersebut. Ilmuwan NASA mengklaim citra teranyar Jupiter "terlihat tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya."
Tirai Partikel
Juno juga dilengkapi dengan kamera infra merah yang didesain khusus untuk membuat foto aurora di kutub selatan Jupiter. Lantaran medan magnetiknya yang sangat luas, aurora di kutub Jupiter tergolong raksasa. Melalui penelitian tersebut ilmuwan ingin mengungkap korelasi antara aurora dengan matahari dan faktor lain.
Berpenggerak Tenaga Surya
Juno adalah wahana nirawak kedua yang mengorbit Jupiter setelah Galileo. Wahana berpenggerak tenaga nuklir buatan Eropa itu mengitari Jupiter antara 1995 hingga 2003. Tapi berbeda dengan wahana nirawak lain, Juno cuma digerakkan oleh panel surya seperti yang digunakan pada satelit Bumi. Tapi panel surya milik Juno adalah yang terbesar dibandingkan panel surya wahana yang biasa diluncurkan
Raksasa Penuh Misteri
Jupiter adalah planet terbesar di tata surya. Lantaran massa dan gaya gravitasinya yang sangat besar, Jupiter sejatinya tidak mengorbit matahari melainkan saling mengitari pusat gravitasi yang sama. Memahami raksasa gas tersebut bisa menjadi batu loncatan untuk mengungkap rahasia pembentukan sistem tata surya.
Bintik Neraka
Salah satu keunikan Jupiter yang belum bisa sepenuhnya dijelaskan ilmuwan adalah bintik merah yang diyakini telah terbentuk sejak lebih dari 340 tahun silam. Bintik tersebut tidak lain adalah badai raksasa bertemperatur hingga 1500 derajat Celcius dan berukuran lebih besar ketimbang Bumi. Bersama Juno, ilmuwan berharap mendapat pengetahuan baru tentang fenomena unik tersebut.
Akhir Brutal
Serupa dengan Galileo, Juno akan mengalami akhir brutal di penghujung misinya. Pada orbit ke37, yakni pada 18 Februari 2018, wahana tersebut dijadwalkan hancur ketika memasuki atmosfer Jupiter. Hal itu diperlukan agar puing-puing Juno tidak menkontaminasi bulan Jupiter yang dianggap paling mungkin menampung kehidupan, yakni Eropa.