Myanmar Umumkan Keadaan Darurat
11 Juni 2012Presiden Myanmar Thein Sein hari Minggu (10/06) mengumumkan situasi darurat di negara bagian Rakhine di barat negara itu. Di ibukota negara bagian, Sittwe ditetapkan jam malam.
"Saya mengimbau warga, partai politik, pimpinan religius dan media untuk bekerjasama dengan pemerintah, untuk ikut merasa bertanggung jawab, memulihkan perdamaian dan stabilitas, serta mencegah ekslalasi kekerasan", demikian kata Thein Sein. Presiden Myanmar itu mengumumkan situasi darurat di negara bagian Rakhine lewat televisi nasional.
Menimbang memuncaknya ketegangan sektarian di kawasan Rakhine, PBB mengumumkan akan mengevakuasi semua stafnya dari kawasan bergolak itu.
Ketegangan sektarian memuncak
Hari Jumat (08/06) dilaporkan pecah aksi kekerasan berdarah di negara bagian Rakhine, antara kaum Budha dengan kaum Muslim. Kaum Muslim menyerang kaum Budha yang sedang melakukan upacara dukacita, mengakibatkan 5 orang kaum Budha tewas dan 100 lainnya cedera. Selain itu dilakukan aksi pembakaran ratusan rumah dan toko.
Aksi kaum Muslim itu merupakan tindakan balas dendam, atas terbunuhnya 10 penziarah Muslim dalam serbuan gerombolan kaum Budha sepekan sebelumnya. Tuduhannya, penziarah itu adalah pelaku perkosaan dan pembunuhan seorang perempuan Budha. Kaum Budha itu diduga melakukan kesalahan, karena para penziarah Muslim yang mereka bunuh, tidak melakukan kejahatan yang dituduhkan.
Tiga kaum Muslim etnis "Rohingya" yang melakukan kejahatan itu tertangkap beberapa hari kemudian. Sekitar seribu kaum Budha menggelar aksi protes di Yangon (10/06) menuntut ditegakkannya hukum dan peraturan serta mendeportasi kaum Muslim "Rohingya" itu.
Pemerintah Myanmar yang 90 persen warganya beragama Budha menolak mengakui kaum Muslim "Rohingya" yang jumlahnya sekitar 750.000 sebagai warga Myanmar, dan menyebut mereka warga negara tetangga Bangladesh. Kelompok minoritas Rohingya juga terus mengalami diskiriminasi dan represi dari negara.
AS (dpa,AFP, ap,dapd )