NATO Bahas Strategi Masa Depan di Afghanistan
18 April 2012Dewan para menteri pertahanan dan luar negeri anggota NATO yang disebut "Dewan Jumbo" Rabu (18/4) di Brussel mulai menggelar pertemuan dua hari membahas strategi masa depan di Afghanistan. 56 menteri didukung pakar militer dan diplomat kawakan, akan menyusun program final pengalihan tanggung jawab kepada pasukan Afghanistan serta strategi pasca penarikan seluruh pasukan tempur internasional setelah tahun 2014.
Konferensi tingkat menteri di Brussel itu merupakan persiapan bagi konferensi tingkat tinggi kepala negara dan kepala pemerintahan NATO di Chicago, Amerika Serikat bulan Mei depan. Pembiayaan jangka panjang untuk medukung keamanan di Afghanistan merupakan agenda utama dalam KTT di Chicago.
Sekretaris jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen menyebutkan, diperkirakan diperlukan dana bantuan senilai lebih dari 3 milyar Euro per tahunnya, untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Afghanistan."Dalam KTT di Chicago kami akan memperoleh gambaran jelas mengenai janji bagi pembiayaan aparat keamanan Afghanistan", katanya.
Dalam konferensi di Brussel itu, Rassmusen juga menyatakan menerima rencana Australia untuk menarik pasukannya pertengahan tahun 2013, lebih cepat dari rencana semula. "Pengumuman pemerintah di Caberra masih berada dalam kerangka rencana penarikan pasukan NATO secara umum", tegas Rasmussen.
Dibayangi skandal baru
KTT "Dewan Jumbo" di Brussel itu dibayangi skandal foto terbaru, yang menunjukkan serdadu AS di Afghanistan menista jenazah tersangka pelaku serangan bom bunuh diri. Foto yang dipublikasikan harian "Los Angeles Times" itu disebutkan berasal dari tahun 2010 dan dikirimkan seorang serdadu secara anonym. Dalam foto yang disebut memuakkan itu, terlihat serdadu AS berpose dengan potongan anggota badan tersangka pelaku serangan bunuh diri.
Sekjen NATO Rasmussen mengecam keras foto penistaan jenazah oleh serdadu AS tersebut. "Saya menegaskan, foto itu tidak mencerminkan prinsip serta tata nilai dari landasan misi kami di Afghanistan", katanya di Brussel Rabu (18/4). Ia juga mengharapkan, publikasi foto penistaan jenazah terbaru itu tidak akan memicu aksi balas dendam terhadap serdadu ISAF.
Sebuah pernyataan dari George Little, jurubicara menteri pertahanan AS, Leon Panetta, menegaskan, Pentagon telah meluncurkan tim investigasi. Disebutkannya, menteri pertahanan Panetta juga mengutuk foto itu. "Foto tersebut samasekali tidak mencerminkan nilai dan profesionalisme pasukan Amerika di Afghanistan," kata Little.
Sejak awal tahun 2012, pasukan Amerika Serikat di Afghanistan terus diguncang skandal. Bulan Januari muncul video yang menunjukkan tentara AS mengencingi jasad anggota Taliban. Februari terjadi pembakaran kitab suci Al Quran di sebuah pangkalan militer AS. Sementara bulan Maret, seorang serdadu AS membantai 17 warga sipil di selatan Afghanistan. Semua kasus itu memicu protes keras dan kemarahan warga Afghanistan.
AS(rtr,dpa,afp,dapd)