NATO Lanjutkan Misi di Libya
23 September 2011Sudah sebulan lewat, setelah para penentang Gaddafi memasuki ibukota Tripoli. Tetapi NATO selalu memberikan keterangan sama. Jenderal Charles Bouchard mengatakan, “Soal keberadaan Gaddafi, kami tidak tahu ia berada di mana. Tetapi kami tahu, bahwa ia terus mengirim pesan dan perintah ke pasukan yang mendukung rejimnya, untuk melanjutkan pertempuran.“
Itu dikatakan Jenderal Charles Bouchard, komandan tertinggi misi NATO di Libya. Pasukan yang masih setia pada Gaddafi tinggal menguasai tiga daerah, di antaranya Sirte, kota kelahiran Gaddafi. Itu ditekankan jenderal NATO tersebut. Tetapi di tiga wilayah itu, sekitar 200.000 warga sipil terancam langsung tindak-tanduk pasukan Gaddafi.
Perpanjangan Mandat
Oleh sebab itu Dewan NATO kembali memutuskan tiga bulan perpanjangan mandat di Libya, Rabu lalu (21/09). Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, “Kami bertekad melanjutkan misi ini selama diperlukan. Tetapi kami juga ingin mengakhirinya secepat mungkin."
Pasukan bekas penguasa Muammar Gaddafi tidak mampu lagi melaksanakan aksi yang terkoordiner di Libya, melainkan hanya aksi-aksi taktis di daerah-daerah tertentu. Itu dikatakan Jenderal Bouchard hari Kamis kemarin (22/09). Seberapa lama apa misi NATO akan dilanjutkan, antara lain tergantung pada tekad pendukung setia Gaddafi untuk melanjutkan perlawanan, dan mematahkan tekad mereka menjadi salah satu bagian misi NATO.
Harus Menyerah
“Kita tiba di titik, di mana saya mendorong pasukan rejim untuk menyerah, untuk mengakhiri aksi-aksi ini, dan mencari kesepakatan damai," ujar Bouchard. Tetapi jelas, jika pendukung Gaddafi memutuskan untuk tidak melakukannya, dan terus mengancam warga sipil, NATO akan mengambil semua tindakan untuk mengakhiri perlawanan mereka. Demikian tandas komandan misi NATO di Libya.
Ia menambahkan, ia yakin NATO dapat mengakiri misinya dalam waktu 90 hari mendatang, sesuai mandat yang baru diperoleh. Artinya, sampai akhir tahun ini.
Lari ke Niger
Sementara itu mantan Perdana Menteri Libya, Baghdadi Mahmudi dijatuhi hukuman enam bulan di Tunisia, karena memasuki wilayah negara itu secara ilegal. Menurut keterangan pemerintah baru Libya, semakin banyak pendukung Gaddafi yang dulu berkedudukan tinggi melarikan diri ke negara tetangga Niger, lewat Sebha.
Menurut seorang juru bicara Departeman Kehakiman Tunisia, Mahmudi ditangkap Rabu malam lalu (21/09) di perbatasan antara Tunisia dan Aljazair. Ia tidak memiliki visa, demikian keterangan selanjutnya. Mahmudi dianggap orang kepercayaan Muammar Gaddafi.
Seorang juru bicara Dewan Transisi Nasional mengatakan, sejumlah besar pendukung Gaddafi melarikan diri lewat kota Sebha di padang pasir, ke Niger, di sebelah selatan Libya. Sebha yang diduduki mulai Rabu lalu, hampir dikuasai sepenuhnya. Perlawanan pendukung Gaddafi hanya terjadi di beberapa tempat. Putra Gaddafi, Saadi dan sekitar 30 bekas orang dekat Gaddafi, di antaranya beberapa jenderal, juga sudah berada di Niger.
Andreas Reuter/afp/dpa/Marjory Linardy
Editor: Edith Koesoemawiria