NATO Tegaskan Dukungan Pada Turki
10 Oktober 2012Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen menegaskan kesiapan aliansi pertahanan itu membela Turki dalam konferensi para menteri pertahanan di Brusel, Selasa (09/10).
Tema eskalasi konflik antara Turki yang anggota NATO dengan negara tetangganya Suriah, sebetulnya tidak tercantum dalam agenda pertemuan tingkat menteri pertahanan itu. Namun serangan artileri tentara Suriah ke kawasan kedaulatan Turki, yang menewaskan 5 warga sipil, memaksa NATO membahas tema itu sebagai agenda utama.
Parlemen Turki sudah memberikan mandat kepada pemerintah untuk melancarkan intervensi militer jika diperlukan. Namun sejauh ini, Ankara belum mengajukan permohonan dukungan militer NATO, berdasarkan pasal 5 traktat NATO. Sekjen NATO, Rasmussen memuji pemerintah Turki, yang sejauh ini tetap bersikap menahan diri, menanggapi provokasi Suriah itu.
Deeskalasi Konflik
"Turki tentu saja memiliki hak dalam kerangka hukum internasional untuk membela diri", ujar Rasmussen. Tapi juga pemerintah di Ankara dapat mengandalkan solidaritas dari sesama anggota NATO. "Kami sudah menyiapkan rencana yang diperlukan, untuk membela Turki, jika hal itu memang mendesak dilakukan." Tapi Rasmussen berharap, tindakan semacam itu tidak perlu dilakukan. Ditegaskannya, masalah Suriah hanya bisa dipecahkan secara politik.
Juga menteri pertahanan Jerman, Thomas de Maizière dalam konferensi di Brussel, menjanjikan dukungannya terhadap Turki. "Jerman tetap berada di sisi Turki. Kami menganggap tepat reaksi pemerintah Turki yang bertekad bulat tapi tetap menahan diri. Semua diharapkan berusaha, agar situasinya tetap terkendali", paparnya.
Nada dari semua delegasi yang hadir amat tegas: deeskalasi situasi. NATO akan berusaha sekuat tenaga, untuk mencegah jangan terlibat dalam konflik tersebut.
Penghematan NATO
Tema semula dari pertemuan tingkat menteri pertahanan NATO di Brussel itu adalah penghematan anggaran di negara anggota, menimbang krisis keuangan global saat ini. Yang juga berarti pengetatan anggaran militer. Tapi NATO tidak menghendaki, hal itu juga menurunkan kemampuan pertahanan aliansi ini.
Kata kuncinya adalah kerjasama trans-nasional, berupa penggabungan dan penyatuan kapasitas pertahanan masing-masing anggota.
Tapi Rasmussen memperingatkan jangan berilusi. Jika nanti, ekonomi negara anggota kembali meningkat, investasi di sektor pertahanan juga harus dinaikkan lagi. "Keamanan adalah landasan dari kemakmuran", tegas sekjen NATO itu.