Obama Demonstrasikan Solidaritas Pada Korea Selatan
25 Maret 2012Presiden Obama mengawali kunjungannya di Korea Selatan dengan meninjau kawasan demiliterisasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. Setelah sambutan dan pidato singkat di kamp militer Amerika Serikat "Bonifas" di wilayah Korea Selatan, Obama langsung meninjau garis demarkasi yang dijaga ketat serdadu kedua negara Korea.
Dari belakang kaca anti peluru, presiden AS itu melihat kawasan Korea Utara menggunakan teropong. "Kontras antara Korea Selatan dan Korea Utara amat jelas dan tegas, terkait terminologi perdamaian dan kemakmuran", katanya.
Obama berkunjung ke Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan puncak keamanan nuklir internasional selama dua hari di Seoul mulai Senin (26/3). Fokus utama KTT yang dihadiri 50 kepala negara dan kepala pemerintahan itu adalah terorisme nuklir. Tapi diperkirakan sengketa atom dengan Korea Utara dan Iran serta rencana peluncuran roket pengangkut satelit Korea Utara akan menjadi tema bahasan utama.
Obama cari dukungan
Terkait keamanan nuklir internasional, presiden Barack Obama akan mencari dukungan dari negara-negara adi daya lainnya, untuk mewujudkan sasaran perlucutan senjata nuklir. Target itu telah digariskan dalam KTT keamanan nuklir pertama yang digelar di Washington 2010.
Obama diagendakan bertemu presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak di Seoul Minggu (25/3). Di sela-sela KTT, Senin (26/3), Obama direncanakan melakukan pertemuan dengan presiden Cina, Hu Jintao dan presiden Rusia yang akan segera diganti, Dmitry Medvedev. Sasaran dari pembicaraan adalah meraih dukungan kedua negara adi daya itu, untuk menekan Pyongyang untuk menghentikan program senjata atomnya.
Cina yang merupakan mitra terdekat Korea Utara, bersama Rusia, AS, Korea Selatan dan Jepang adalah enam negara yang sejak 2003 menggelar pertemuan guna menghentikan program senjata atom Korea Utara.
Korut terus dikecam
Rencana Korea Utara meluncurkan satelit Kwangmyonsong-3 menggunakan roket jarak jauh Unha-3 ke orbitnya, memicu kecaman dari sejumlah negara. Pyongyang menyebutkan, peluncuran satelit itu untuk merayakan ulang tahun ke 100 pendiri negara, mendiang Kim Il Sung.
AS, Australia, Korea Selatan dan Jepang mengecam rencana peluncuran satelit itu, hanya sebagai kedok untuk uji coba roket jarak jauh. Dengan itu, Korea Utara melanggar resolusi PBB dari tahun 2009.
Washington juga menilai, rencana negara komunis itu, melanggar janji Pyongyang dalam perjanjian morarorium nuklir dengan AS, yang juga meliputi penghentian test roket jarak jauh. AS menjanjikan imbalan bantuan bahan pangan 240.000 ton, jika Korut mematuhi janji moratorium nuklir.
AS(afp,dpa,dapd,ap)