Obama Menunjuk Orang Luar Sebagai Kepala CIA
7 Januari 2009Ini merupakan keputusan Barack Obama pertama dalam penunjukan pejabat pemerintahannya, yang menimbulkan kebingungan dan spekulasi: Mengapa presiden Amerika Serikat terpilih itu bermaksud menunjuk Leon Panetta yang berusia 70 tahun dan bukan berprofesi sebagai agen rahasia untuk menempati posisi penting sebagai kepala badan intelejen AS, CIA? Ini menjadi pertanyaan senada para anggota parlemen baik dari kubu Republik maupun Demokrat. Panetta, calon boss CIA tersebut menyikapi kritik itu dengan santai:„Saya telah 40 tahun bekerja di berbagai instansi publik, dengan berbagai lapisan.“
Tidak hanya menjabat sebagai anggota Kongres AS, melainkan juga sebagai kepala staf Gedung Putih saat Bill Clinton menjabat sebagai presiden AS. Demikian ditekankannya di hadapan wartawan. Dan pada saat AS sedang menghadapi situasi krisis seperti sekarang, maka siapapun harus siap menerima beratnya tantangan baru, imbuhnya.
Panetta memang tidak diragukan reputasinya, hal ini diakui pula oleh mereka yang menentangnya. Namun dalam masa kampanye anti terorisme, menempatkan seseorang yang tidak profesional sebagai spion di badan intelejen terbesar di dunia merupakan tindakan salah pilih, demikian kritik Senator AS Christopher Bond, yang menyatakan bahwa Panetta selama proses dengar pendapat yang akan datang harus menghadapi ujian berat. Hal senada disampaikan senator kubu Demokrat Dianne Feinstein, calon ketua komite Dinas Rahasia Senat AS, yang kecewa dengan keputusan Obama dalam menunjuk Panetta.
Dia terkejut karena Obama tidak menginformasikan hal itu sebelumnya dan kenapa yang ditunjuk bukan para profesional CIA, yang sebenarnya jumlahnya cukup banyak. Demikian dilaporkan media AS, ABC.
Tentu saja hal ini sebenarnya yang ingin dihindari Obama dan timnya. Dengan penunjukkan Leon Panetta Obama memberi sinyal, bahwa era George W. Bush dan agen rahasia yang identik dengan penyiksaan sudah berlalu. Saat itu CIA, membawa para tersangka teror ke tempat-tempat rahasia, dengan salah penanganan dan bertahun-tahun menahan para tersangka tanpa proses pengadilan. Maka diambil orang luar sebagai kepala agen rahasia itu, seseorang yang dengan serius menangani ancaman teror terhadap AS dan pada saat yang sama memperhatikan hak-hak warga negara.
„Anda membutuhkan seseorang, yang berpengalaman dan dikenal dunia.“Demikian motto calon pemimpin CIA mendatang. Kedua hal itu terdapat dalm diri mantan kepala staf di era Bill Clinton dan pakar Irak, Leon Panetta. Oleh sebab itu Barack Obama menginginkannya menjadi kepala agen CIA, menentang semua kekuatan politik yang ada. (ap)