Obama Serius Tuntaskan Masalah
24 November 2014Presiden Obama kini mengubah haluan. Dari peran sebagai pencari kompromi menjadi pemberi perintah presidensial. Dengan politik blokade total dari partai Republik di Kongres, Obama memutuskan di sisa masa jabatan kedua, mustahil bisa menjalin kerjasama politik dengan kubu Republik.
Setelah kekalahan telak Partai Demokrat dalam pemilu sela beberapa pekan lalu. dengan dampak kubu Republik akan mengambil alih kontrol sepenuhnya di Kongres, presiden Obama sekarang tidak lagi melihat perlunya mempertimbangkan para pemilih potensial. Presiden Amerika itu tidak punya pilihan lain.
Karena itu, fokusnya sekarang adalah, memenuhi janjinya pada masa kampanye di sisa masa jabatan kedua, jika perlu secara unilateral menggunakan dekrit presiden. Reformasi aturan imigrasi adalah salah satu tema sentral semasa kampanye pada tahun 2008.
Sekarang, enam tahun kemudian setelah upaya kompromi yang gagal dengan kubu Republik, Obama memutuskan memenuhi janjinya dengan dekrit presiden. Bagi Obama ini pilihan satu-satunya, untuk menjaga kredibiltas pribadi, mengamankan warisan politiknya dan menjaga elektabilitas partai Demokrat.
Tapi penyebabnya bukan hanya itu. Reformasi lewat dekrit eksekutif bukan obat ajaib dan perdebatan mengenai imigran tidak akan berhenti lewat dekrit presiden. Tapi langkah itu seharusnya sudah sejak lama diambil. Agar jutaan imigran gelap yang sudah bertahun-tahun bekerja tanpa izin di negara itu pada akhirnya memiliki perspektif jangka di Amerika Serikat.
Selain tema imigran ilegal, dalam sisa masa jabatan Obama yang tinggal sekitar dua tahun lagi ada dua masalah penting lainnya yang harus dituntaskan. Pertama masalah penjara Guantanamo di Kuba serta masalah perlindungan iklim. Kedua tema ini dijanjikan tuntas di masa jabatan pertama. Namun kenyataannya semua upaya kompromi mengalami kegagalan.
Kedua tema ini ibaratnya bom waktu yang mudah meledak terkait politik dalam negeri Obama. Secara teknis pemerintahan juga sangat sulit diwujudkan. Karena itulah, diduga Obama akan secara cerdik menunda pembahasan kedua tema hingga di ujung masa jabatannya. Dan juga bisa diramalkan, ia akan kembali mengeluarkan dekrit terkait dua tema peka itu.