Oposisi Pakistan Ajukan Pemakzulan PM Imran Khan
29 Maret 2022Parlemen Pakistan menjadwalkan pemungutan suara untuk menentukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Imran Khan. Hal ini diusulkan fraksi-fraksi oposisi secara resmi pada Senin (28/3).
Sidang akan dimulai Kamis, (31/3), sementara voting digelar sepekan setelahnya. Kelompok oposisi mengklaim telah mengumpulkan 172 dari 342 suara di parlemen. Jika diloloskan, pemakzulan Khan akan ditentukan dalam sidang istimewa.
Pemimpin oposisi Pakistan, Shahvaz Sharif pada Senin (28/3) mengatakan, sang perdana menteri "telah kehilangan kepercayaan parlemen.”
Inisiatif mosi tidak percaya digalang kekuatan oposisi terbesar, Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang mengajak partai-partai kecil untuk mengajukan mosi tidak percaya.
Partai pemerintah, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), saat ini menguasai 155 kursi di parlemen dan untuk meraih mayoritas bergantung pada koalisi dengan partai lain. Khan dipilih sebagai perdana menteri dengan dukungan 176 suara. Kini, mayoritas 172 anggota parlemen berpeluang untuk menjatuhkannya.
Sebaliknya, dukungan elektoral bagi PTI banyak menyusut akibat memburuknya situasi ekonomi. Tingginya angka inflasi yang diiringi lonjakan harga bahan pokok diyakini memupus harapan Imran Khan untuk terpilih kembali.
Perlawanan Khan
Sejak beberapa pekan, koalisi pemerintah diisukan retak di dalam. Pada Senin, sebanyak empat anggota fraksi PTI dikabarkan membelot dan mendukung mosi tidak percaya.
"Kita punya dukungan mayoritas anggota parlemen untuk menjatuhkan pemerintahan Imran Khan,” kata Bilawal Bhutto Zardari, Ketua Umum PPP.
Namun Khan bersikukuh koalisinya cukup solid untuk mengalahkan mosi tidak percaya di parlemen. Hal serupa dikatakan Menteri Dalam Negeri, Sheikh Rashid Ahmed, yang meyakini pihaknya akan mampu menggagalkan upaya partai-partai oposisi.
Khan, yang juga dikabarkan bersitegang dengan militer, berusaha menggalang dukungan masyarakat akar rumput untuk menjamin masa depan politiknya. Hari Minggu depan (3/4), dia mengajak pendukungnya untuk turun ke jalan menyuarakan dukungan.
PM Pakistan itu menuduh negara-negara asing membiayai konspirasi untuk menggullingkannya, merujuk pada badai kritik terhadap lawatannya ke Rusia, Rabu (23/3). Oposisi menilai kedekatan dengan Moskow yang didera sanksi, justru semakin membahayakan perekonomian Pakistan
Sejak beberapa bulan terakhir, Pakistan dibekap inflasi ekstrem yang meningkatkan Indeks Harga Konsumen (CPI) sebanyak 13 persen, atau tertinggi dalam dua tahun terakhir. Adapun Indeks Harga Sensitif (SPI) yang mencakup bahan pangan, meningkat 15,1 persen pekan lalu.
Akibat kenaikan harga, kaum kelas menengah Pakistan mengalami penurunan daya beli dan kualitas hidup. Tidak sedikit pula perusahaan swasta yang bangkrut akibat gagal kredit, lapor harian Dawn.
rzn/as (ap,rtr)