Parlemen Pakistan Bahas Hubungan dengan AS
20 Maret 2012Selasa (20/03), sebuah komite di Parlemen Pakistan menuntut Amerika Serikat untuk meminta maaf tanpa syarat atas insiden serangan udara pada bulan November 2011. Komite menyebut serangan tersebut sebagai satu “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan nasional dan integritas Pakistan“. Parlemen juga mempertimbangkan untuk membuka perbatasannya ke Afghanistan bagi NATO dan mendesak AS untuk menghentikan serangan pesawat tak berawak UAV di barat laut wilayah perbatasan ke Afghanistan.
Bobot Tuntutan Baru
Pakistan menyebut, serangan pesawat tak berawak UAV sebagai pelanggaran kedaulatan. Namun demikian beberapa operasi UAV Amerika Serikat, yang kerap turut menewaskan warga sipil, sebetulnya dijalankan dengan persetujuan Islamabad, seperti saat operasi yang menewaskan pendiri Taliban Pakistan Baitullah Mehsud, bulan Agustus 2009.
Tuntutan permintaan maaf dan penghentian operasi UAV memang tidak baru. Namun kini, tuntutan ini memiliki bobot lebih karena dikeluarkan melalui keputusan majelis tinggi dan rendah. “Ini merupakan yang pertama bahwa parlemen Pakistan diberi tanggung jawab untuk membincangkan kebijakan luar negeri,“ dikatakan Raza Rabbani, ketua komite parlemen untuk keamanan nasional.
Mulai Senin depan (26/03), majelis tinggi dan rendah akan membahas rancangan yang dikeluarkan komite, dilanjutkan dengan pemungutan suara beberapa hari kemudian.
Mitra Melawan Teror
Sesaat setelah serangan di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan yang menewaskan 24 tentara Pakistan, pemerintah Amerika Serikat memang telah menyatakan „rasa duka yang mendalam“ atas serangan Namun secara tegas, AS menolak untuk mengaku bersalah atas insiden itu. Akibatnya, sebagai protes, Pakistan memblokir jalur pasokan NATO ke Afghanistan dan memboikot Konferensi Internasional bagi Afghanistan di Bonn, Desember 2011.
Pakistan merupakan mitra Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme. Amerika Serikat meminta Pakistan untuk memaninkan peran konstruktig dalam upaya mencapai perdamaian di Afghanistan. Pakistan diharap dapat menjembatani dialog dengan Taliban, karena Pakistan dianggap memiliki hubungan sejarah dengan kelompok Taliban. Namun hubungan kedua negara mencapai titik terburuk sejak awal misi internasional di Afghanistan.
Yuniman Farid (afp/dpa)
Editor: Andy Budiman