Partai Pemerintah Menangkan Pemilu Korsel
16 April 2020Partai-partai pemerintah mendulang suara terbesar dalam pemilihan umum legislatif Korea Selatan. Hasil tersebut diklaim sebagai dukungan atas kebijakan Presiden Moon Jae In dalam menanggulangi wabah Covid-19.
Partai Demokrat yang mengusung Moon memperoleh 180 dari 300 kursi di parlemen. Perolehan tersebut tercatat sebagai mayoritas terbesar di Korea Selatan, sejak transisi demokrasi pada 1987, demikian menurut kantor berita Yonhap.
Sebaliknya pendapatan suara oposisi milk Partai Persatuan Masa Depan dan rekanan koalisinya hanya membuahkan 103 kursi di parlemen.
Pemilu kali ini mencatat keikutsertaan terbesar sejak 1992 dengan angka partisipasi sebesar 62%. Tercatat lebih dari 17 juta warga Korsel pergi mencoblos pada Rabu (15/4), menyusul 11,8 juta yang sudah memilih dini lewat pos.
Dukungan pemilih di masa sulit
Analis memperkirakan rasa takut dan kewaspadaan yang tinggi membuat pemilih Korea Selatan berbondong-bondong mencoblos untuk memberikan dukungan bagi pemerintah di masa sulit wabah corona yang melanda saat ini.
Mayoritas mutlak yang diraih pemerintahan Moon Jae-in, membuka jalan untuk rencana kebijakan pemerintah di dalam dan luar negeri, antara lain meningkatkan upaya diplomasi dengan Korea Utara, dan memulihkan kembali perekonomian pasca krisis.
“Kami merasakan beban tanggungjawab yang besar, yang melampaui kebahagiaan kami usai memenangkan pemilu,“ kata Ketua Umum Partai Demokrat, Lee Hae-chan. “Kami akan mengambil langkah pencegahan dan agresif untuk menanggulangi krisis virus corona dan ancamannya terhadap perekonomian nasional.“
Kinerja pemerintahan Korsel di awal pandemi ikut menyelamatkan karir politik Moon yang sempat terancam ambruk oleh skandal korupsi dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hingga akhir Januari silam, tingkat kepuasan publik atas Moon masih merangkak di kisaran 40%.
Namun selama April, sebanyak 57% penduduk memberikan rapor hijau atas kinerja sang presiden, menurut jajak pendapat Gallup.
Redam eskalasi wabah dengan intervensi tegas
Korea Selatan mampu meredam eskalasi wabah corona sejak dini dengan menjalankan program karantina dan tes kesehatan yang agresif. Saat ini Korsel mencatat 10.600 kasus penularan dengan 229 angka kematian, meski memiliki linimasa wabah serupa di Cina.
Moon berhasil meyakinkan pemilih untuk melihat bencana corona sebagai “kesempatan untuk membenahi ulang perekonomian negeri,” antara lain dengan mendorong pertumbuhan industri kunci seperti teknologi kecerdasan buatan atau Biofarmasi.
Pencoblosan sendiri berlangsung ketat di bawah pengawasan tenaga medis. Selain mewajibkan penggunaan masker wajah, pemilih juga diberikan cairan disinfektan dan sarung tangan plastik sebelum memasuki bilik suara.
Sementara 11,150 pemilih yang menjalani karantina rumah dikawal dan diawasi melalui aplikasi ponsel ketika melakukan pencoblosan. Adapun pasien di rumah-rumah sakit memberikan suara sepekan lebih dini melalui pos.
Apresiasi prestasi tenaga medis dan relawan
Kim Gang-lip, Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan menyatakan berterimakasih kepada tenaga medis dan relawan pemilu, meski mengaku pihaknya butuh hingga satu atau dua minggu untuk mengetahui apakah pemilu ikut berdampak pada laju penularan virus corona.
“Meski adanya kekhawatiran terkait penularan virus, kami menyusun dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan di lapangan. Angka partisipasi yang tinggi mungkin menunjukkan warga memahami apa yang sedang kami upayakan di sini,“ kata Kim.
“Namun demikian pengawasan pemerintah tetap tidak sempurna”, kata Park Jong-hyun, seorang pejabat kementerian Dalam Negeri dan Keamanan. Dia mengakui setidaknya enam pemilih yang dikarantina berpergian ke luar rumah usai memberikan suara.
Tiga di antaranya dikabarkan mengunjungi supermarket dan toko ponsel, sebuah klub biliard dan kedai komputer. Pemerintah mengatakan bakal mengajukan gugatan terhadap ketiga orang tersebut.
rzn/as (afp, rtr)