Paus di Titian Politik Timur Tengah
Damai untuk Suriah, Palestina dan Israel. Dalam lawatannya di Timur Tengah, Paus Fransiskus tak jengah bersentuhan dengan isu politik yang pelik. Ia juga menemui Mufti Besar Yerusalem untuk mengungkapkan solidaritas
Cinta dan Perdamaian
"Jantung saya berdetak - dan ia ingin mengungkap cinta," ujar Paus Fransiskus ketika mengawali lawatan pelik di Timur Tengah dan Israel. Perjalanannya kali ini dipenuhi lika liku politik. Ia menawarkan rekonsiliasi dan perdamaian.
Uluran Tangan di Depan Kubah Shakhrah
"Saya senang bisa bertemu dengan anda, saudara saya yang muslim," ujar Paus Fransikus ketika bertemu Mufti Besar Yerusalem, Mohammed Hussein. Ia menyerukan persatuan antara tiga agama besar, Islam, Kristen dan Yahudi, demi "keadilan dan perdamaian," katanya dalam pidato.
Doa di Tembok Ratapan
Setibanya di Yerusalem, Sri Paus menyempatkan berdoa di Tembok Ratapan. Terakhir kali seorang Paus melakukan kunjungan serupa di Timur Tengah adalah pada era Paus Paulus VI, sekitar 50 tahun silam.
Pesan Kedamaian Bagi Palestina
Di Tepi Barat, Paus menyempatkan bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas. Ia mengundang pemimpin dari kedua negara untuk saling bertatap muka. Dalam titian politik yang pelik, Paus mengungkapkan dukungan pada solusi dua negara, sebuah negara Yahudi Israel dan republik Arab Palestina.
Meratapi Kengerian Manusia di Yad Vashem
Di tugu peringatan Holocaust, Yad Vashem, Paus Fransiskus mengenang "tragedi tak terukur" dan menyerukan "jangan pernah lagi, ya tuhan!" Ia mengingatkan kerusakan yang bisa disebabkan oleh manusia, yang merasa terpanggil untuk memutuskan siapa yang baik dan siapa yang jahat.
Ciuman untuk Korban
Selama kunjungan di Yad Vashem, Sri Paus bertemu dengan beberapa korban Holocaust yang selamat. Ia berdoa agar umat manusia diselamatkan. "Berikan kami pengampunan, berikan kami keleluasaan untuk merasa malu atas kerusakan yang bisa dilakukan oleh manusia."
Antara Katholik dan Ortodoks
Hubungan kedua kelompok belum pernah semesra, seperti ketika Paus Fransiskus bertemu dengan Patriark Bartholomaios dari gereja Ortodoks Yerusalem. Kedua pemimpin agama memang dikenal dekat. Bartholomaios adalah Patriark Konstantinopel pertama yang menghadiri upacara pengangkatan Paus Fransikus.
Misa di Coenaculum
Paus menutup kunjungannya dengan memimpin misa kudus di Coenaculum, ruang yang diduga menjadi saksi sejarah perjamuan terakhir antara Yesus dan ke-12 muridnya.