PBB Lipatgandakan Pasukan di Sudan Selatan
25 Desember 2013Kepala misi kemanusiaan PBB di Sudan Selatan, Toby Lanzer, mengatakan dirinya "yakin bahwa ada ribuan" korban tewas, secara jelas mengindikasikan skala konflik yang terjadi.
Sebelumnya Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay melaporkan penemuan sebuah kuburan massal memuat setidaknya 34 mayat di dekat kota Bentiu yang dikuasai pemberontak, dan mengutip laporan sedikitnya ada dua lagi kuburan massal di Juba.
Penemuan ini menyusul pertempuran yang terus meluas antara militer yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pendukung musuh bebuyutannya, Riek Machar, mantan wakil presiden yang digulingkan bulan Juli lalu.
Angka resmi korban tewas sebanyak 500 untuk berhari-hari, namun para sukarelawan mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Pertempuran telah melebar ke separuh dari 10 negara bagian.
Perang antar suku
Konflik juga mulai memasuki dimensi etnis, mengacu pada suku Dinka Presiden Kiir melawan suku Nuer-nya Machar.
Machar menyatakan siap menerima tawaran dialog Kiir setelah mendapat desakan negara-negara Afrika dan negara-negara barat. Namun turut melontarkan sejumlah prasyarat. "Kami ingin pemilihan umum yang demokratis, bebas dan adil. Kami ingin Salva Kiir mundur," kata Machar.
Persetujuan Machar datang tak lama usai militer mengambil alih kota Bor, yang disebut oleh Menteri Informasi Michael Makwei sebagai "hadiah dari pemerintah Sudan Selatan bagi warga."
Pasukan pemberontak tidak memberi perlawanan berarti. 17.000 warga sipil yang sebelumnya terkepung dalam kota dilarikan ke kamp pengungsi PBB.
PBB perkuat pasukan
Selasa (24/12/13) malam, hasil voting Dewan Keamanan PBB memutuskan pengiriman hampir 6.000 tentara tambahan dan polisi ke Sudan Selatan, hampir melipatgandakan kekuatan UNMISS menjadi 12.500 tentara dan 1.323 polisi.
Namun Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang meminta tambahan pasukan, memperingatkan bahwa kekuatan tambahan "tidak akan mampu melindungi setiap warga sipil yang membutuhkan di Sudan Selatan."
"Ini adalah krisis politik yang memerlukan solusi damai dan politis," tegasnya.
Sementara militer Amerika Serikat mengirimkan satu peleton marinir ke Uganda untuk melindungi warga dan fasilitas Amerika di Sudan Selatan dan mempersiapkan evakuasi lebih lanjut.
Hampir 100 tentara Amerika telah berada di Sudan Selatan, termasuk kontingen yang mengamankan kedutaan besar di Juba. Pentagon juga mengirimkan 150 anggota pasukan khusus korps marinir ke Djibouti, beserta armada pesawat kargo dan helikopter.
cp/ap (rtr, afp)