Pejabat India Tuding Intelejen Pakistan Mainkan Peranan Serangan Mumbai
15 Juli 2010Perundingan tingkat tinggi antara India dan Pakistan kali ini merupakan yang ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir. Namun dialog yang diilakukan hari ini, merupakan pertemuan pertama antara kedua menteri luar negeri, sejak serangan di Mumbai dua tahun silam. Dalam aksi teror tersebut, sepuluh militan Islamis beraksi dengan membunuh membabi buta 166 orang dalam 60 jam.
Agenda pertemuan kedua menteri luar negeri negara bertetangga tersebut, tampak didominasi oleh keprihatinan India terhadap aksi terorisme, kekerasan di Kashmir, persaingan kedua negara di Afghanistan, dan dugaan keterlibatan agen rahasia Pakistan dibalik serangan teror Mumbai tahun 2008.
Menteri luar negeri India SM. Khrisna dan menteri luar negeri Pakistan, Syah Mahmud Qureshi membahas masalah-masalah penting tersebut di kompleks pemerintahan dan misi diplomatik yang disebut Zona Merah yang dijaga ketat, di pusat kota Islamabad.
Pejabat India: ISI Dibalik Serangan Bom
Pertemuan yang digelar di ibukota Pakistan ini, dibayangi oleh komentar pejabat India GK. Pillai, yang dimuat di harian India, yang menyebutkan bahwa intelejen Pakistan merupakan otak dari serangan Mumbai 2008.
Pakistan mengakui bahwa serangan direncanakan sebagian dari negaranya. Dan pengadilan anti terorisme Pakistan telah menuntut tujuh tersangka yang diduga terkait serangan tersebut, termasuk orang yang disebut sebagai otak serangan Zakiur Rehman Lakhvi. Pakar hubungan India – Pakistan, Suba Chandran mengemukakan: „ini merupakan masalah politik. India telah meletakan posisinya dan memperoleh dukungan internasional. Namun tak dapat lebih dari itu, sekarang saatnya untuk pertangungjawaban dan menyamakan pemikiran. India pada akhirnya harus bicara dengan negara tetangganya.“
Lewat media Indian Express, Pillai mengatakan tingkat keterlibatan intelejen Pakistan ISI dalam serangan itu menjadi lebih jelas, setelah investigasi terhadap David Headly, seorang tersangka yang kini ditahan di AS.
Headly yang lahir di AS merupakan putra mantan diplomat Pakistan dan perempuan warga Amerika. Ia ditangkap di Chicago tahun lalu dan mengaku bersalah mengintai hotel-hotel dan lokasi lainnya di Mumbai yang menjadi target serangan.
Sengketa Kashmir
Dalam pertemuan di Islamabad, Menlu India SM. Khrisna membawa pesan „damai dan persahabatan,“ namun menyerukan pula agar Pakistan mengambil tindakan tegas terhadap terorisme. Dikatannya, terorisme harus dibasmi secara meyeluruh hingga ke akar-akarnya. Tidak ada tindakan selektif dalam melawan momok tersebut. Di pihak lain, Pakistan nampaknya ingin mengangkat isu kekerasan di Kashmir, bagian India , dimana dalam bentrokan tentara dengan warga, belasan orang tewas. Wartawan Pakistan Imtiaz Alam, yang juga Sekjen Asosiasi Media Bebas Asia Selatan tidak yakin bahwa akan ada perubahan politik terkait sengketa Kashmir lewat pertemuan kali ini : „Agenda pembicaraan Kashmir ini sudah berusia 60 tahun. Maka dalam pertemuan ini, kita tak dapat berharap temanya akan dipusatkan pada masalah Kashmir. Ini merupakan masalah, yang butuh pemecahan jangka panjang.“
Tak seorangpun tampaknya yang percaya akan ada terobosan dari pertemuan Kamis ini. Namun paling tidak akan ada perbaikan pelayanan transportasi dan hubungan dagang di wilayah yang diklaim kedua negara tersebut.
Ayu Purwaningsih (dpa/dw/afp)
Editor : Agus Setiawan