Pemakaman Soleimani di Kerman, Pelayat Meninggal Terinjak
7 Januari 2020Televisi pemerintah Iran menayangkan gambar ribuan orang yang berjejer di jalan-jalan ketika peti mati Jenderal Qassem Soleimani tiba di Kerman hari Selasa (7/1). Kantor-kantor berita melaporkan beberapa orang sampai tewas terinjak dalam kerumunan. Kantor berita AP menyebutkan, sedikitnya 35 orang meninggal dan hampir 50 cidera,
Berbicara kepada orang banyak di Kerman, Hossein Salami, pemimpin Garda Revolusi Iran, mengancam akan "membakar" lokasi-lokasi yang didukung oleh AS.
"Martir Qassem Soleimani sekarang lebih berhaya ketika dia sudah mati,"katanya. "Musuh telah membunuhnya dengan tidak adil."
Massa yang berkumpul meneriakkan slogan-slogan, "Matilah Israel!" "Matilah Amerika!" "Matilah Trump!" Para petinggi Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei hadir daöa, acara itu.
Negara-negara Eropa desak de-eskalasi
Jasad Qassem Soleimani bersama dengan orang lain yang tewas dalam serangan udara AS hari Jumat (3/1) dibawa ke alun-alun kota Kerman.
"Seluruh dunia, Muslim, Syiah, Irak, Suriah, Afghanistan dan terutama Iran, semuanya berutang kepadanya," kata pelayat Hemmat Dehghan kepada kantor berita AFP.
"Haji Qassem tidak hanya dicintai di Kerman, atau Iran, tetapi juga seluruh dunia," tambahnya.
Amerika Serikat menuduh Qassem Soleimani bertanggungn jawab atas pembunuhan warga AS dan serangan-serangan ke berbagai tempat yang menjadi kepentingan AS di Timur Tengah.
Pembunuhan Qassem Soleimani telah memicu krisis baru di Timur Tengah. Iran secara resmi mengumumkan penarikan mereka dari kesepakatan nuklir dan parlemen Irak memutuskan untuk memulangkan semua pasukan AS dari Irak.
Negara-negara Eropa mendesak de-eskalasi di wilayah tersebut. Jerman, prancis dan Inggris hari Senin (6/7) meminta Iran dan Amerika Serikat agar menahan diri dan mengakhiri lingkaran kekerasan di Timur Tengah.
Putri Jenderal Soleimani: Akan ada "hari-hari gelap"
Dalam acara prosesi penghormatan Qassem Soleimai di Teheran hari Senin, anak perempuannya mengeluarkan ancaman kepada tentara AS yang ada di Timur Tengah.
"Keluarga tentara AS di Timur Tengah akan menghabiskan hari-hari mereka menunggu kematian anak-anak mereka," kata Zainab Soleimani di TV pemerintah.
"Trump gila, jangan berpikir bahwa semuanya sudah berakhir dengan kemartiran ayahku," tambahnya. Dia memperingatkan bahwa AS dan sekutu mereka Israel akan menghadapi "hari-hari gelap" pembalasan kematian ayahnya.
hp/vlz (afp, rtr, ap)