Pembantaian My Lai
Pembantai My Lai merupakan salah satu kejahatan perang terberat dalam Perang Vietnam.
Pembantaian
Tidak ada kejadian lain pada dekade 60-an yang begitu membangkitkan kemarahan di seluruh dunia. Pada tanggal 16 Maret 1968, pasukan AS menyerbu sebuah desa di Vietnam Selatan. Fotografer Ronald Haeberle mendampingi pasukan pimpinan Letnan William Calley. Haeberle mendokumentasikan bagaimana para prajurit AS membunuh warga desa, meracuni air sumur serta membakar rumah-rumah.
Korban
Hanya beberapa warga desa saja yang berhasil menyelamatkan diri. 504 orang terbunuh dalam aksi yang dilakukan tentara yang tergabung dalam Kompi Charlie ini. Dengan bayonet dan pisau, tubuh para korban dipotong-potong: telinga, leher, lidah atau dikuliti kepalanya. Desa My Lai berubah menjadi rumah jagal.
Pelaku
Tanggal 31 Maret 1971, pengadilan militer AS menjatuhi hukuman seumur hidup bagi William Calley. Calley merupakan satu-satunya tentara yang dihukum atas pembantaian My Lai. Tidak ada seorang perwira tingkat tinggi yang diajukan ke pengadilan. Setelah menjalani waktu singkat hukumannya, Calley mendapat pengampunan dari presiden AS kala itu, Richard Nixon.
Penyelamat
Pilot helikopter Hugh Thompson berhasil menyelamatkan beberapa warga. Rekan awak helikopternya, Glenn Andreotta dan Lawrence Colburn, dengan senjata mesin melindungi Thompson dalam aksi penyelamatan ini. Tahun 1998 ketiganya mendapat penghargaan tertinggi militer AS, Soldier’s Medal, atas keberanian mereka menyelamatkan jiwa manusia. Tahun 2006, Thompson meninggal akibat kanker.
Pembongkar
Selama 18 bulan lamanya, militer AS berhasil menutup-nutupi aksi pembantaian ini. Wartawan Seymour Hersh lah yang berhasil mengungkapkan aksi kejahatan perang tersebut. Warga Amerika terkejut melihat gambaran tentara AS yang dicap media sebagai pembunuh massal berdarah dingin. Hersh menerima hadiah Pulitzer 1970 untuk laporannya mengenai My Lai.
Korban Selamat
Pham Thanh Cong merupakan salah seorang korban selamat My Lai yang kini masih hidup. Kala orangtua dan saudaranya dibunuh, Pham Thanh Cong berusia 11 tahun. Ia sendiri terbaring pingsan diantara mayat-mayat. Setelah perang berakhir ia terpaksa tinggal jauh dari My Lai di tempat saudaranya. Pemerintah Vietnam membiayai pendidikan dan mengangkatnya sebagai kepala museum peringatan My Lai.
Monumen Peringatan
Sebuah museum untuk memperingati pembantaian berdiri di My Lai sejak tahun 1976. Ke 504 nama korban tewas terukir di papan tepat di pintu masuk. Di sebelahnya dipajang senjata AS yang berhasil direbut serta dua tabung kaca berisi janin cacat. Akibat senjata kimia, Agen Oranye yang digunakan AS, 2 juta warga Vietnam menderita penyakit.
Replika Sejarah
Dalam museum ini juga terdapat diorama menggambarkan kejadian 16 Maret 1968. Walaupun adegan pembantaian ini ditampilkan dengan jelas, tapi tak mampu mengangkat kengerian dalam kenyataan sebenarnya .
Menghidupkan My Lai
Di belakang museum terdapat taman dengan jalan dari batu yang mengarah ke patung peringatan. Patung tersebut menampilkan seorang perempuan memangku seorang anak yang tewas dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dikepalkan ke langit. Di kakinya tergeletak seorang anak gadis yang tengah memegang erat seseorang yang tengah sekarat. Di sebelahnya berdiri sebuah replika gubuk di desa My Lai.
Desa Pahlawan
My Lai adalah salah satu desa terindah di wilayah ini, demikian tertulis di selebaran berbahasa Inggris dan Vietnam yang dibagikan di museum peringatan. Desa My Lai terkenal dengan patriotisme nya. Banyak pahlawan Vietnam lahir di desa ini.