Pemenang Regional World Press Photo 2023
Sejumlah foto yang masuk kategori regional dalam World Press Photo atau Penghargaan Foto Pers Dunia menceritakan sejumlah masalah paling mendesak di setiap benua.
Ukraina: Sangat menyakitkan
Ajang World Press Photo 2023 menambahkan enam kategori regional baru. Pemenang global akan diumumkan pada 20 April mendatang. Setahun sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, banyak foto yang menggambarkan situasi di sana. Potret ini menunjukkan seorang perempuan yang menangisi jenazah ayahnya, yang tewas saat membeli roti, di Kharkiv.
Serangan bom mengenai perempuan dan anak-anak
9 Maret 2022 di Mariupol: Iryna Kalinina terpaksa dievakuasi dari klinik bersalin. Bayinya lahir dalam kondisi meninggal. Iryna juga wafat setengah jam kemudian. Dia menamai bayinya Miron, yang berarti damai. Media Rusia mengklaim foto itu palsu. Tidak benar, kata Direktur World Press Photo Foundation. "Kami membutuhkan banyak waktu untuk memeriksanya. Ini semua adalah foto asli," tegasnya.
Menunggu dan berharap
Jurnalis foto Evgeniy Maloletka menunjukkan momen kematian dan kehilangan di samping kecemasan dan harapan. Zhanna Goma (kanan) dan tetangganya berjongkok di tempat penampungan di Mariupol.
Iran: 'Perempuan, Hidup, Kebebasan!'
Di sebagian besar dunia, foto ini tidak begitu spesial. Namun, jepretan Ahmad Halabisaz ini menunjukkan sikap pembangkangan di mana perempuan muda dengan sengaja menentang aturan wajib mengenakan jilbab di Iran. Juri menganugerahi gambar ini dengan honorable mention, mengakui kekuatan protes satu orang.
Afganistan: Keputusasaan
24 foto menunjukkan bagaimana krisis global memengaruhi takdir seseorang. Khalil Ahmad, 15, dari Afganistan menunjukkan bekas luka. Orang tuanya menjual ginjal Ahmad untuk memberi makan 10 anak mereka. Anak laki-laki itu tidak merasakan kegembiraan dalam hidup sejak saat itu. Sejak runtuhnya ekonomi di Afganistan, perdagangan organ tubuh telah meningkat secara drastis.
Perubahan iklim di Asia Tengah
Empat negara Asia tanpa akses ke laut — Tajikistan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Kazakhstan — memperebutkan distribusi air di tengah krisis iklim. Fotografer Anush Babajanyan mendokumentasikan bagaimana rapuhnya keseimbangan dan ekuilibrium antar negara yang semakin meningkat.
Perubahan iklim di Amerika Selatan: Pegunungan Andes
Karya fotografer Peru Alessandro Cinque menunjukkan dampak perubahan iklim pada hewan dan manusia — "alpaqueros" harus mendaki gunung dengan hewan mereka atau menemukan cara hidup lain, dan mengharap upaya para ilmuwan untuk membiakkan alpaka yang kurang sensitif terhadap udara panas.
Perubahan iklim di Afrika: Maroko
Serial foto karya M'hammed Kilito berjudul "Sebelum Hilang" mendokumentasikan kehidupan di sebuah oasis di Maroko. Hanya tersisa sedikit air sebelum akhirnya mengering. Penduduk setempat menghadapi kemiskinan dan terpaksa menyelamatkan diri. Akibat kenaikan suhu, kebakaran, dan kekurangan air, sekitar dua pertiga oasis di negara itu telah musnah dalam beberapa dekade terakhir.
Perubahan iklim di Amerika Serikat
Orang-orang di foto ini membawa air ke koloni lebah karena permukaan Sungai Colorado telah surut secara drastis. Panas dan kekeringan berdampak pada lebah yang merupakan kunci penyerbukan bunga. Antara 2019 dan 2020, koloni lebah di Amerika Serikat mengalami penurunan dramatis sebesar 43,7%.
Piala Dunia untuk Argentina: Perayaan di tengah krisis
Inilah kisah positif, kata Direktur World Press Photo Joumana El Zein Khoury, mengacu pada seri foto pemenang yang menggambarkan Piala Dunia untuk Argentina. Selain peristiwa bersejarah, penting bagi juri untuk meliput berbagai topik. Banyak proyek yang mendapat penghargaan bertujuan untuk menunjukkan solusi dan pendekatan konstruktif. (ha/as)