The Bobs 2016 ceremony
15 Juni 2016Wartawan dan tamu undangan dilarang memotret blogger asal Bangladesh pemenang the Bobs 2016. Dengan membelakangi hadirin ia menerima penghargaan. Risiko yang dihadapi blogger Bangladesh ini untuk hadir di Bonn sangat besar. Jika khalayak Bangladesh mengetahui keberadaannya di Bonn, kemungkinan besar pintu untuk kembali ke tanah airnya akan tertutup rapat selamanya. Atau lebih mengerikan lagi, nyawa bisa melayang.
“Saya sangat bangga dan bertema kasih atas penghargaan ini. Penghargaaan DW ini saya dedikasikan bagi blogger Bangladesh yang tewas dibunuh,“ ujar Nastiker Dharmakata, nama samaran yang disandangnya demi alasan keselamatan, mengomentari penghargaan di kategori Citizen Journalism.
Razor Edge milik Dharmakatha menunjukkan bagaimana situasi aktual di Bangladesh terkait risiko besar yang dihadapi para blogger dan pegiat HAM di negara Asia Selatan itu. Dalam setahun terakhir ini, Bangladesh diguncang oleh serangkaian pembunuhan brutal blogger dan penulis atau cendekiawan yang berani mengkritik Islamisme. Dharmakatha sendiri telah menerima berbagai ancaman dari kelompok fundamentalisme dan juga dari pemerintah.
Enam bulan lalu, beserta keluarganaya ia melarikan diri ke pengasingan di Eropa. “Saya rindu rumah saya, budaya, bahasa, semuanya. Tapi siapa yang ingin mengubah sesuatu, harus rela berkorban."
Perubahan besar dipicu hal kecil
Juga para pemenang lainnya telah menunjukkan dedikasi besar dalam memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan. Dalam kategori Tech for Good, juri internasional mendaulat "Gershad". Aplikasi smartphone berbahasa Persia ini berfungsi sebagai sistem peringatan dini dan mencatat di mana polisi syariah melakukan penjagaan.
“Polisi seharusnya melindungi kepentingan kita. Namun sebaliknya, polisi telah menjadi alat negara,“ demikian pesan tertulis pemenang yang tidak bisa menghadiri acara penyerahan penghargaan.
"Perubahan merupakan satu kata yang besar. Namun demikian, kita bisa melakukan sesuatu, terutama hal yang kecil", demikian kata Alox Dixit, pemenang dalam kategori Social Change dengan suara gemetar di atas panggung.
Alok Dixit hadir di Bonn mewakili Stop Acid Attacks, satu kampanya melawan kekerasan menggunakan cairan asam keras di India. Selain itu, inisiatif ini juga membantu dan mendukung perempuan korban serangan cairan asam keras untuk dapat kembali menjalani kehidupan normal di masyarakat."Jika Anda memberi seseorang kekuatan dan kesempatan, maka mereka kemudian akan mampu mandiri," ditambahkan Dixit.
Sementara penghargaan Arts & Culture diberikan kepada Zentrum für politische Schönheit atau “Pusat untuk Kecantikan Politik. Lewat bentuk protes provokasi, inisiatif dari Jerman ini berhasil mencuatkan perhatian publik untuk berbagai topik, seperti tragedi pengungsi di Laut Tengah, dampak penutupan perbatasan bagi hak asasi manusia atau ekspor senjata ke Arab Saudi.
Tamu Kejutan
Acara penyerahan penghargaan The Bobs 2016 di konferensi Global Media Forum juga dimeriahkan dengan tamu spesial Bassem Youssef. Presenter televisi dan satiris Mesir ini terpaksa harus menghentikan pekerjaannya akibat berbagai ancaman yang ia terima. "Para pemenang dari The Bobs merupakan inspirasi bagi semua. Mereka adalah contoh bahwa kita bisa melakukan sesuatu. Dan penghargan The Bobs menunjukkan adanya pengakuan untuk ini.“ dikatakan Youssef sebelumnya dalam wawancara dengan DW.
Yaossef juga memanfaatkan acara penyerahan penghargaan dengan mengimbau pemerintah Barat untuk menegakkan nilai-nilai mereka sendiri dan untuk mempertimbangkan kembali kerjasama dengan pemerintah non-demokratis. "Dukungan dari Eropa juga menjadi alasan mengapa banyak diktator masih tetap kokoh berkuasa," kata Youssef.