Penelitian Baru Malaria Bantu Cegah Penularan
9 Februari 2023Dr. Silvia Portugal adalah ilmuwan yang meneliti parasit plasmodium falciparum, yang disebarkan nyamuk saat menggigit mangsanya, dan bisa menyebabkan penyakit malaria.
Ia menjelaskan, yang membuat parasit ini sangat berbahaya adalah, mereka tumbuh dan berkembangbiak di dalam darah. Tepatnya di dalam sel darah merah. Dalam 48 jam, dari setiap parasit terbentuk 16 hingga 32 yang baru.
Jika mereka berkembangbiak, mereka akan mengikat diri di sisi dalam pembuluh darah. Di pembuluh darah yang kecil, mereka bisa memblokir aliran darah. Ini bisa menyebabkan masalah besar pada anak-anak, karena menyulut apa yang disebut malaria serebral.
Ilmuwan itu juga menemukan, parasit malaria tinggal di tubuh manusia selama enam bulan di musim panas, tanpa menimbulkan penyakit apapun pada orang itu. Ini adalah pengetahuan yang bisa menolong dalam memerangi penyakit itu.
Belum ada vaksin
Kalau ada vaksin pasti membantu, begitu ditegaskan Dr. Silvia Portugal. Ia tidak melihat banyak obat yang bisa dijadikan vaksin efektif untuk melawan malaria. Tapi peneliti juga sudah melihat di banyak negara, langkah yang benar-benar bisa menurunkan jumlah penularan dan mengontrol vektor adalah, sarana rumah sakit yang memadai, juga akses ke pengobatan dan kesehatan.
Vaksin yang ada sekarang hanya mencegah sepertiga dari penyakit. Selain itu, akses menuju banyak lokasi penyakit malaria sangat tidak memadai. Oleh sebab itu, kelambu yang dilumuri obat anti serangga jadi sarana paling baik untuk melindungi orang dari penyakit itu. Tetapi nyamuk-nyamuk lambat laun jadi kebal terhadap racun itu. Sehingga dibutuhkan pengetahuan lebih banyak lagi untuk memerangi malaria.
Tidak semua Anopheles sebarkan malaria
Ilmuwan Rusia Dr. Elena Levashina tidak meneliti patogen itu sendiri, melainkan nyamuk Anopheles yang menyebarkan penyakit malaria. Dia menemukan, tidak semua jenis nyamuk ini menyebarkan malaria. Dengan pengetahuan ini, para peneliti bisa mencari solusi secara lebih terarah.
Dr. Elena Levashina sudah meneliti topik malaria lebih dari 20 tahun. Ia mengungkap, di seluruh dunia ada sekitar 300 spesies nyamuk. Jadi, sangat banyak. Selain itu, banyak dari mereka masih punya sub spesies. Dan dari itu semua diperkirakan sekitar 30 bisa menyebarkan malaria. Di bagian bumi tertentu, ada satu atau dua jenis yang benar-benar jadi vektor yang sangat efisien.
Metode yang digunakan para ilmuwan, disebut Gene Drive Technik. Dalam hal ini, nyamuk-nyamuk diubah sedemikian rupa, sehingga jadi tidak bisa berkembangbiak, atau tidak bisa mengangkut kuman penyakit malaria di tubuh mereka, sehingga tidak bisa menyebarkan penyakit itu lagi.
Dr. Elena Levashina menjelaskan, teknologi itu bisa digunakan dengan cara tertentu. Dan sekarang peralatannya juga sedang dibuat. Jadi pada dasarnya, kita bisa menghentikan penyebaran serangga ini. Dan tentu saja kita tidak ingin mencemari dunia dengan spesies baru, atau serangga yang dimodifikasi gennya tanpa benar-benar yakin, bahwa itu aman.
Ini adalah pendekatan dari segi penelitian yang sangat menjanjikan untuk meredam penyebaran malaria lewat nyamuk ke manusia. Tapi masih banyak yang harus dilakukan, sampai penghisap darah itu akhirnya berhenti menjadi ancaman bagi manusia. (ml/as)