Peranan Cina dalam G20
1 April 2009Presiden Cina Hu Jintao menghadiri konferensi tingkat tinggi G20 untuk membahas dan mencari solusi krisis keuangan global. Kehadiran negara raksasa itu sebagai bentuk partisipasi dan upaya Cina untuk berperan lebih besar dalam menyelesaikan krisis keuangan global yang terburuk sejak tujuh dekade. Namun sebelum bertolak ke London, Inggris, kalangan pengamat menganalisa, Hu tidak menaruh harapan tinggi dari pertemuan tersebut. Terutama terkait sasaran yang mungkin dapat dicapai, untuk pasar uang dunia yang masih didominasi Amerika Serikat. Seorang pengamat politik dari Universitas Beijing, Wang Yong menjelaskan bahwa sementara ini sangatlah sulit menggeserkan posisi Amerika Serikat. Namun, mengingat situasi pasar uang sekarang, memang dibutuhkan upaya reformasi dan hal ini menjadi salah satu target Cina menghadiri pertemuan G20. Demikian Wang menambahkan.
Selama kunjungannya ke London, Hu juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara. Begitu juga dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang merupakan pertemuan pertama dengannya. Namun sudah dapat diramalkan bahwa hasil pertemuan itu seperti biasanya akan kurang berbobot.
Dalam pertemuan G20 Presiden Hu akan menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan Cina dalam menyelesaikan krisis keuangan. Cina juga mengusulkan reformasi institusi keuangan dunia sehingga diharapkan bisa segera menyelesaikan krisis dan tidak terjadi kasus serupa di masa mendatang.
Beberapa hari menjelang pertemuan G20 di London, Gubernur Bank Sentral Cina, Zhou Xiaochuan, mengusulkan penerbitan mata uang global baru yang dikelola Dana Moneter Internasional (IMF). Menurut Zhou, mata uang global baru itu akan membuat pemerintah negara-negara berkembang dapat mengelola ekonomi mereka dengan lebih efisien. Mata uang tersebut dapat membuat pemerintah mengelola ekonomi mereka lebih baik karena nilainya tidak akan terpengaruh pada kebijakan keuangan satu negara saja. Upaya ini merupakan satu terobosan untuk mengakhiri sistem keuangan yang didominasi dolar Amerika Serikat.
Usulan Cina untuk mereformasi institusi keuangan dunia mendapat dukungan dari berbagai negara dan negeri itu juga telah memberi sinyal, bersedia untuk memainkan peranan yang lebih besar di pasar uang dunia. Namun pemerintah Cina mengingatkan, bahwa dukungan tersebut harus lebih nyata dan bukan hanya dengan kata-kata kosong.
Pertemuan G20 yang dihadiri negara-negara berkembang, di ambang industri dan industri merupakan kelanjutan dari pertemuan serupa di Washington DC, Amerika Serikat November tahun lalu. Oleh Cina pertemuan itu dinilai mempunyai arti penting dan strategis mengingat sejumlah pemimpin negara akan hadir dalam pertemuan tersebut dalam upaya bersama-sama mencari solusi krisis. Pertemuan itu juga merupakan kesempatan untuk tukar-menukar solusi dan informasi penyelesaian krisis. Masyarakat internasional sangat mengharapkan keberhasilan pertemuan tinggi itu. (an)