Perayaan Karnaval Köln Diwarnai Unjuk Rasa Menentang Invasi Rusia
Ribuan orang yang bersuka ria dalam Karnaval di Köln, Jerman mengisi perayaan tradisional itu dengan unjuk rasa di jalanan menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Parade karnaval yang sangat berbeda
Karnaval merupakan acara yang sangat populer di beberapa bagian barat Jerman, terutama di kota-kota sepanjang tepian sungai Rhein, seperti Köln. Tahun ini parade karnaval "Rosenmontag" telah dibatalkan karena pandemi COVID-19. Namun perang di Ukraina, mendorong ribuan orang turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas mereka pada korban invasi militer Rusia.
Kendaraan karnaval bermotif anti perang
Sejumlah kendaraan karnaval tradisional juga boleh digunakan walau parade dibatalkan. Terutama yang menggambarkan perang dan perdamaian serta cercaan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Salah satunya, patung Putin memegang palu menggetok Ukraina. Sekitar 150.000 orang menghadiri "demo" saat karnaval di Köln. Sebelum pandemi, karnaval tradisional di Köln biasanya dihadiri sekitar 1 juta orang.
Mengambil sikap
Perdana Menteri negara bagian Nordrhein Wesfalen, Hendrik Wüst (tengah) Wali Kota Köln Henriette Reker (kanan), dan beberapa penyanyi lokal terkenal berpartisipasi dalam karnaval Köln. Kehadiran tokoh politik ini untuk menegaskan posisi mereka dalam menentang perang di Ukraina.
Hentikan Putin: 'Make FasteLOVEnd not war'
Para pengunjuk rasa memiliki satu slogan utama: "Jadikan FasteLOVend bukan perang" – permainan kata-kata dari bahasa Jerman untuk karnaval. Seorang pengunjuk rasa mengenakan masker bertuliskan 'Hentikan Putin'. Semua kegiatan resmi karnaval lainnya dibatalkan dan hanya pesta pribadi yang boleh dilanjutkan
Karnaval selalu sedikit bernuansa politis
Daniel dan Ralph adalah anggota klub karnaval tradisional, Rote Funke. Tahun 2022, mereka berdua muncul tanpa pedang tradisional yang biasa dipakai untuk pawai. "Karnaval juga harus diadakan di masa-masa sulit," kata mereka. "Bagaimanapun, karnaval selalu bernuansa politis."
Demonstrasi menentang perang
Gunther menempuh perjalanan jauh hampir 400km dari Hamburg. "Saya mengambil cuti dan berpesta bukanlah pilihan," jelasnya. Di bar, perang bukanlah topik hangat, kata dia dan teman-temannya. Mereka semua berpendapat, karnaval pada Senin (28/02) sudah sepatutnya berlangsung sebagai gerakan demonstrasi menentang perang di Ukraina.
Pesta sederhana
Kerstin dan Anna datang bersama dengan 12 orang lainnya. "Tahun ini, kami akan berpesta sederhana," kata mereka. Para peserta demo memrihatinkan kondisi perang di Ukraina. Namun, mereka juga ingin mengekspresikan beberapa gerakan positif dan "mengisi ulang energi mereka" setelah berbulan-bulan berdiam diri akibat pembatasan COVID-19.
'Ini perang Putin, bukan Rusia'
Jenny dan Nadine memutuskan untuk tidak berpesta. "Itu tidak sesuai dengan kondisi saat ini," kata Jenny. Dia datang untuk menentang perang. Sekarang, saatnya untuk berdiri bersama, kata mereka. Keduanya menekankan bahwa "ini adalah perang Putin, bukan Rusia." (ha/as)