Peringatan Hari Eropa 9 Mei
9 Mei 2013Hari Eropa mengingatkan akan pidato Menlu perancis Robert Schumann 9 Mei 1950. Schumann menyerukan kepada Perancis, Italia, Jerman, Belgia, Luksemburg dan Belanda mendirikan Perhimpunan Eropa untuk Batu Bara dan Baja. Dari bekas musuh menjadi sahabat. Perhimpunan ini menjadi landasan untuk Uni Eropa saat ini.
Tapi dari publikasi studi aktual, warga Eropa kehilangan kepercayaannya terhadap Uni Eropa dan institusi politiknya. Warga Eropa mencemaskan masa depan anak-anaknya, tempat kerja atau dana pensiunnya. Mereka frustrasi, jika timbul kesan suara tidak didengar di institusi Eropa. Demonstrasi, aksi protes dan kekerasan adalah petunjuk sikap penduduk yang hilang kepercayaan terhadap politik.
"Hal bagus pada aksi protes seperti Yunani atau Spanyol adalah, warga mendapat perhatian para politisi. Tapi cara mereka melakukannya menakutkan. Kekerasan tidak mengatasi masalah. Krisis menunjukkan, bagaimana perasaan warga. Tapi solusinya diputuskan di tingkat Eropa dan bukan di negara bersangkutan." Demikian kata Anna kepada DW. Ia dan temannya Irene berasal dari Slowenia dan mengamati bertahun-tahun perkembangan di Eropa. "Politik Eropa dihadapkan pada masa sulit, tapi itu bukan yang pertama dan juga bukan yang terakhir. Saya harap kami juga mampu mengatasi krisis ini dan dari situ tumbuh menjadi Uni Eropa yang lebih kuat dan lebih penting di tingkat internasional."
Dasar kehidupan bersama di Uni Eropa adalah keragaman budaya, partisipasi tinggi untuk melindungi hak warga dan norma-norma bersama. Tapi jsaat ini, dimana stabilitas tampak goyah, makin penting mempertahankan kebersamaan, agar dari masa krisis ekonomi dan keuangan terbentuk Eropa yang kuat. Dalam krisis ini hanya ada dua kemungkinan: Kehilangan semuanya atau semua bersama-sama menjadi pemenang. Kini yang penting adalah solidaritas dan diplomasi lebih penting daripada hak pihak yang kuat.
"Eropa Tumbuh Terlalu Cepat"
Francoise dari Belgia aktif secara politik di organisasi remaja. Ia memandang kritis perluasan Uni Eropa. "Eropa tumbuh terlalu cepat. Mentalitas warga berubah tidak begitu cepat. Kami akan punya 28 anggota. Kami mula-mula harus menghentikan pertumbuhan dan menciptakan stabilitas di Eropa. Selama ini tampaknya, setiap negara ingin menjaga kepentingannya sendiri dan tidak ada yang berpikir Eropa sebagai keseluruhan." Apakah negara kecil atau besar, di utara atau selatan, Eropa Timur atau Barat, perbedaan di antara negara anggota tidak diperhatikan.
Setiap negara punya hak suara. Tapi UE dan integrasi Eropa bukan hal yang otomatis. Perbedaan mendasar membuat itu kembali terlihat justru pada masa-masa krisis. Kini yang penting adalah mempertahankan idealisme dan norma-norma bersama.
Benjamin dari Young European Federalist berpandangan serupa. "Eropa yang bersama dimulai dari pemilu bersama, tidak hanya parlemen tapi juga Komisi Eropa. Warga UE tidak tahu siapa yang sebetulnya membuat keputusan di Brussel. Mereka akhirnya menyalahkan politisi di Brussel, tapi sebetulnya politisi masing-masing negara anggota yang harus ikut mengambil keputusan. Itu tidak diperhatikan."
Warga Eropa menunjukkan perhatian pada kejadian di Uni Eropa. Mereka juga memiliki kecemasan melihat masa depan yang suram. Tapi aksi protesnya menunjukkan, mereka bersedia ikut andil secara politis dan berjuang untuk kepentingannya. Kini Politik Uni Eropa diharap menunjukkan bahwa mereka berupaya untuk mencari solusi masalah dan penderitaan warga.