Perjalanan Soyuz ke Stasiun Luar Angkasa
Setiap enam bulan, Badan Antariksa Rusia, Roskosmos melontarkan kapsul Soyuz yang mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa. Bagaimana perjalanannya?
Dari Rel Kereta Menuju Luar Angkasa
Roket dan kapsul Soyuz dibangun oleh perusahaan Rusia, TsSKB-Progress. Semua bagian roket harus dirakit terlebih dahulu di sebuah bangunan spesial yang berjarak 2 kilometer dari lokasi peluncuran. Setelah selesai, roket beserta kapsul dipindahkan dengan menggunakan kereta api.
Kereta Api Memanggul Roket
Kendati mengangkut salah satu roket peluncur paling apik di dunia, Rokosmos masih mempercayakan Soyuz pada teknologi lawas, yakni kereta api.
Menatap Langit
Setelah tiba di landasan peluncuran, Soyus secara perlahan dibangunkan dengan menggunakan kran hidraulik. Tanki bahan bakar kemudian diisi sepuluh jam menjelang peluncuran. Setelah pengisian bahan bakar tuntas, menara pengawas mulai menghitung mundur.
Astronot Menaiki Roket
Sekitar dua jam jelang peluncuran ketiga astronot dan kosmonot diarak menaiki tangga menuju kapsul Soyus. Sejam kemudian menara reparasi diturunkan dan sistem penyelamatan diaktifkan. Jika peluncuran bermasalah, astronot akan dilontarkan dengan roket penyelamat ke zona aman. Sistem ini pernah digunakan untuk menyelamatkan dua kosmonot Rusia pada pertengahan 1980-an.
10 Menit Menentukan
118 detik setelah peluncuran, roket booster dijatuhkan, 226 detik kemudian roket melakukan pelepasan muatan. Selama itu pula ketiga astronot mengalami daya gravitasi sebesar 4,3 g.
Merapat di ISS
Ruang kontrol di Bumi harus menyesuaikan kecepatan dan lintasan orbit Soyuz dengan Stasiun Luar Angkasa sebelum bisa berlabuh. Baru setelah berada dalam jarak pandang, astronot bisa mengendalikan sendiri wahana tersebut buat mendekati ISS. Soyuz lalu akan berlabuh secara otomatis.
Bekerja di Ruang Hampa
Sebanyak enam astronot bekerja bergantian setiap enam bulan sekali. Saat ini astronot Jepang, Koichi Wakata bertindak sebagai komandan. Secara umum Amerika pernah mengirimkan 140 astronot ke ISS, adapun Rusia 42 kosmonot. Negeri jiran, Malaysia, juga pernah mengirimkan astronotnya ke ISS, Sheikh Muszaphar Shukor yang berangkat 2007 silam.
ISS, Wadah Eksperimen di Luar Angkasa
Stasiun Luar Angkasa Internasional saat ini mengorbit pada ketinggian 416 Kilometer dan terbang mengelilingi bumi dalam waktu 91 menit. ISS dioperasikan oleh empat badan antariksa, Nasa, Roskosmos, Jaxa (Jepang) dan CSA (Kanada). Sebagian besar misi astronot di ISS adalah penelitian. Untuk itu ISS dilengkapi dengan beberapa laboraturium, antara lain Destiny buatan Nasa dan Colombus milik ESA.
Kembali ke Bumi
Soyuz menggunakan teknologi serupa yang dipakai misi Apollo untuk kembali ke bumi. Wahana pendaratan Soyuz yang cuma seluas 3,5 meter persegi itu biasanya memasuki atmosfer bumi di bagian gelap dan terbang menuju bagian yang disinari matahari. Untuk mendarat Soyuz mengaktifkan dua payung, yaitu untuk mengerem di kecepatan jatuh 240 meter per detik dan pada 90 meter per detik.
Berjejak di Bumi
Astronot yang baru kembali dari misi luar angkasa tidak bisa berjalan atau berlari, lantaran otot dan persendian belum terbiasa dengan gaya gravitasi Bumi. Sebab itu setiap astronot harus terlebih dahulu menghabiskan beberapa hari di rumah sakit. Tampak dalam gambar astronot Nasa, Chris Cassidy (ki.), Kosmonot Rusia, Pavel Vinogradov dan Alexander Misurkin yang mendarat September 2013 silam.