Demonstran di Ukraina Diminta Bersabar
24 Januari 2014Para demonstran bertekad untuk terus bertahan di lapangan utama kota Kiev yang disebut Maidan. Pertemuan tiga pimpinan oposisi dengan Presiden Yanukovych hari Kamis (23/01) berlangsung lima jam lebih sampai hampir tengah malam, namun tidak membuahkan hasil.
Pimpinan oposisi dari Partai Tanah Air, Arseniy Yatsenyuk mengatakan, masih ada peluang untuk mencapai solusi dalam konflik politik di Ukraina. Ketika para pimpinan oposisi melakukan pembicaraan dengan Yanukovych, massa demonstran menunggu di Maidan dalam cuaca dingin dan menghangatkan diri dengan membakar ban-ban mobil.
Mantan juara dunia tinju Vitali Klitscko dari partai UDAR meminta massa untuk bersabar. Ia mengatakan, pemerintah sudah Ukraina berjanji untuk membebaskan sekitar 100 demonstran yang masih ditahan, jika tidak terjadi kekerasan selama tiga hari ke depan. Tapi banyak demonstran menyatakan kecewa karena pemerintah tidak menawarkan kompromi.
Para demonstran menuntut pembatalan undang-undang yang represif dan pemilihan umum baru. Mereka juga menuntut pemerintahan Ukraina mengundurkan diri.
Situasi di Ukraina meruncing setelah bentrokan kekerasan pecah akhir minggu lalu antara massa anti pemerintah dan polisi anti huru. Beberapa orang tewas ditembak dalam bentrokan yang berlangsung sampai pertengahan minggu ini.
Tekanan Internasional
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan ia sudah berbicara dengan Yanukovych lewat telepon. Merkel mendesak Presiden Ukraina agar melakukan "dialog serius dengan kalangan oposisi". Kanselir Jerman mengingatkan agar pemerintah tidak menindas protes damai dengan kekerasan. Adalah tanggung jawab negara untuk melindungi kebebasan berpendapat, kata Merkel.
Pejabat senior Uni Eropa dan Amerika Serikat juga melakukan pembicaraan telepon dengan Yanukoviych. Pejabat Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, ia akan berkunjung ke Kiev minggu depan untuk melakukan pertemuan dengan Yanukovych dan pemimpin oposisi.
"Pintu untuk berdialog dan untuk solusi politik harus tetap terbuka", tandas Ashton.
Perancis mengecam kekerasan terhadap demonstran di Kiev. Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius mengatakan, ia telah memanggil Duta Besar Ukraina di Perancis untuk menyampaikan protes. "Ada perintah untuk menembak massa, ini jelas tidak bisa diterima", kata Fabius.
Tapi jurubicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov menolak campur tangan luar negeri dalam konflik di Ukraina. Kepada sebuah harian Rusia ia mengatakan, Rusia "menyesalkan campur tangan asing dalam perkembangan di Kiev"
Aksi protes di Ukraina meluas November lalu setelah pemerintahan Yanukovych membatalkan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa. Sebagai gantinya, Ukraina membuat perjanjian perdagangan dengan Rusia.
hp/ml (rtr, dpa, ap)