Pertemuan Para Menteri Anggota Uni Eropa
27 April 2010Walaupun tema Yunani tidak secara resmi tercantum dalam rencana pertemuan, masalah krisis keuangan di negara itulah yang sekarang sangat menonjol di Eropa. Jumat, 23 April lalu Yunani meminta bantuan dari Uni Eropa. Tetapi di Luxemburg, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle tidak menunjukkan terburu-buru untuk menolong Yunani.
Sikap Keras Jerman
Westerwelle mengatakan, "Siapa yang terlalu dini menunjukkan keinginan menolong kini menyadari, bahwa pemerintah Yunani tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan rajin dan dengan disiplin yang diperlukan. Pertama-tama, di Yunani harus diadakan konsolidasi anggara belanja terlebih dahulu. Para pembayar pajak di Eropa tidak mungkin dengan sendirinya harus menanggung kesalahan yang dilakukan negara anggota."
Tetapi hanya Westerwelle saja yang bersikap seperti itu. Di Paris, Ketua Komisi José Manuel Barroso dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menuntut keputusan secepat mungkin agar bantuan darurat bagi Yunani dapat diberikan. Sementara di Luxemburg, Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini menyebut sikap Jerman yang keras tersebut "menyebabkan kekhawatiran".
Departemen Luar Negeri bagi Eropa
Frattini juga memberikan pernyataan menyangkut usulan pendirian badan yang bertindak seperti departemen luar negeri bagi Eropa, yang disebut European External Action Service (EEAS). Catherine Ashton, pejabat tinggi untuk urusan luar negeri dan keamanan Uni Eropa, membutuhkan persetujuan semua institusi Eropa untuk mendirikan badan tersebut.
Menteri Luar Negeri Swedia Carl Bildt sudah lama kesal karena lamanya pengambilan keputusan di dalam Uni Eropa. Bildt menjelaskan, "Saya pikir, semua berlangsung terlalu lama. Di dunia ada berbagai kejadian. Ada proses perdamaian Timur Tengah yang tidak berjalan, situasi di Afghanistan yang mencemaskan, situasi di Sudan yang harus ditangani. Brussel menggunakan terlalu banyak waktu untuk mengurus diri sendiri. Seharusnya tidak begitu.“
Kerjasama UE dan NATO
Sementara itu para menteri pertahanan Eropa ingin agar Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO bekerjasama lebih erat. Tetapi di dalam Uni Eropa sendiri masih banyak pemikiran yang terbatas pada setiap negara saja. Demikian pendapat Alexander Weis, kepala Badan Pertahanan Eropa, EDA.
Weis menuntut lebih luasnya kerjasama dalam rencana persenjataan, misalnya dalam hal pesawat militer tak berawak, yang dikendalikan dari jarak jauh. Eropa sebaiknya mengadakan program bersama untuk penggunaan pesawat tersebut. Demikian diutarakan Weis seraya menambahkan, bahwa hal itu penting secara strategis bagi Eropa. Ia juga telah menyerahkan usulan kepada para menteri untuk didiskusikan, tetapi banyak yang tidak setuju.
Christoph Hasselbach / Marjory Linardy
Editor: Christa Saloh