Pesawat Pembom AS Berlatih di Semenanjung Korea
31 Agustus 2017Dua hari setelah Korea Utara menembakkan rudal melalui Jepang, pesawat pembom AS berkapasitas nuklir mengudara di Semenanjung Korea hari Kamis (31/8). Kedua pesawat itu berpartisipasi dalam latihan gabungan militer yang digelar Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak awal minggu ini.
Pesawat jet pembom tipe B-1B supersonik itu bergabung dengan empat jet stealth F-35B milik A.S. serta jet tempur Korea Selatan dikerahkan pada akhir latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang sebagian besar merupakan simulasi pada komputer.
Korea Utara sebelumnya menyatakan sangat keberatan dengan latihan tersebut, yang dilihatnya sebagai persiapan untuk menginvasi negaranya. Korea Utara hari Selasa (29/8) lalu bereaksi dengan serangkaian ancaman dan peluncuran rudal dalam beberapa pekan terakhir.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump hari Rabu (30/8) menyatakan "berbicara bukanlah jawaban" untuk menyelesaikan kebuntuan dengan Korea Utara.
"Berbicara bukan jawabannya!"
"AS telah berbicara dengan Korea Utara, dan membayar uang pemerasan tersebut, selama 25 tahun," kata Trump, yang pekan lalu mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "mulai menghormati" Amerika Serikat, menulis di Twitter.
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, ketika ditanya oleh wartawan beberapa jam kemudian, apakah AS telah kehabisan solusi diplomatik dengan Korea Utara, menjawab tegas: "Tidak."
"Kami tidak pernah keluar dari solusi diplomatik," kata Mattis sebelum bertemu dengan rekannya dari Korea Selatan di Pentagon. "Kami terus bekerja sama, dan berbagi tanggung jawab untuk menyediakan perlindungan bagi negara, populasi dan kepentingan kami."
Dewan Keamanan PBB hari Selasa (29/8) mengecam peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara sebagai "keterlaluan" dan menuntut agar Korea Utara menghentikan program senjatanya.
Jepang mendesak AS agar mengajukan sanksi baru atas Korea Utara di Dewan Keamanan PBB. Namun kalangan diplomat mengharapkan penentangan dari Rusia dan Cina yang memegang hak veto.
Cina, sekutu dan mitra dagang utama Korea Utara, sekali lagi mendesak agar semua pihak menahan diri.pengekangan dari semua pihak.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Hua Chunying mengatakan situasi di semenanjung itu sangat serius.
"Saya juga ingin menekankan bahwa situasi tegang saat ini di semenanjung bukanlah sebuah skenario atau permainan video," katanya kepada wartawan.
"Ini soal nyata dan merupakan masalah besar dan serius, yang secara langsung melibatkan keselamatan orang banyak- baik dari utara maupun selatan semenanjung, serta perdamaian dan stabilitas seluruh wilayah."
hp/ (rtr, afp, ap)