1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilpres AS: 'Kamala-Mania' Kini Hinggapi Eropa

Teri Schultz
29 Juli 2024

Partai Demokrat mengklaim pencalonan Kamala Harris mampu menggairahkan pemilih diaspora untuk mengalahkan kandidat Partai Republik Donald Trump. Namun klaim tersebut dicibir sebagai upaya memutarbalikkan fakta.

https://p.dw.com/p/4iqyJ
Calon presiden dari Partai Demokrat AS, Kamala Harris
Calon presiden dari Partai Demokrat AS, Kamala HarrisFoto: Kaylee Greenlee Beal/REUTERS

Amy Porter tidak menyembunyikan kekagumannya, ketika mengisahkan apa yang terjadi di Prancis dalam beberapa pekan terakhir. "Sebuah fenomena yang luar biasa," tutur juru bicara Democrat Abroad, cabang Partai Demokrat Amerika Serikat di luar negeri itu, merujuk pada lonjakan jumlah pemilih baru yang mendaftar.

"Bahkan warga lokal, orang Prancis, warga negara non-AS, datang ke kami dan mengaku ingin membantu," Kamala Harris, calon presiden Partai Demokrat, untuk bisa mengalahkan kandidat Partai Republik Donald Trump dalam pemilu kepresidenan bulan November mendatang.

Aktivisme kaum diaspora

Program Bantuan Pemilu milik pemerintah AS memperkirakan ada 2,8 juta warga Amerika yang tinggal di luar negeri dan memenuhi syarat untuk mencoblos. Namun pada pemilu tahun 2016, hanya 6,9 persen yang berpartisipasi memberikan suara.

Partai Demokrat berharap bisa menjaring suara diaspora yang selama ini cendrung diabaikan. Menurut data internal, jumlah pendaftaran pemilih baru di luar negeri melonjak lima kali lipat dalam tiga hari pertama pekan ini, naik menjadi 3.000 orang, dibandingkan pekan lalu.

Simpatisan Demokrat di luar negeri banyak yang tergerak oleh peluang kemenangan Trump. Dana Freling, misalnya, mendirikan cabang Demokrat di Finlandia setelah Trump menjadi presiden pada 2017. Dia pun mengaku adanya lonjakan jumlah pemilih baru sejak Presiden Joe Biden mencabut pencalonan, dan digantikan oleh wakilnya Kamala Harris.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Ketertarikan warga di Finlandia kepada pemilu AS banyak bersandar pada kebergantungan yang besar pada jaminan keamanan oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO. Ancaman serangan oleh Rusia pula yang menggerakkan pemerintah di Helsinki untuk bergabung dengan NATO pada 2023.

"Keamanan fisik di sini di Finlandia sangat bergantung pada bagaimana presiden AS memimpin aliansi ini," kata dia. "Dan kami merasakan bahwa keamanan kami bergantung pada apakah presiden akan mendukung jejaring NATO yang sangat penting."

Harapan, bukan kenyataan

Mike Kulbickas, seorang simpatisan Partai Republik yang telah menetap di Brussels, mengatakan bahwa kabar lonjakan pemilih Demokrat di luar negeri cuma mimpi di siang bolong. Menurutnya, "sebagian besar anggota Partai Republik berpikir bahwa mengalahkan Kamala Harris akan semudah sebelumnya, mungkin lebih mudah," ujarnya.

"Tentu saja, fakta bahwa dia seorang perempuan dan termasuk kaum minoritas akan memberikan semacam efek yang menggembirakan bagi sebagian pemilih," kata dia lagi. Tapi dia meyakini, pencalonan Harris tidak akan membawa "perubahan apa pun" pada peluang kemenangan Trump.

"Kemenangan jelas sesuatu yang diinginkan oleh Demokrat," katanya. Namun "narasi dukungan yang luas adalah pemutarbalikan fakta politik, jadi saya tidak percaya apa pun yang dikatakan jajak pendapat tentang situasi saat ini."

Kulbickas meyakini, kebanyakan orang tidak begitu peduli tentang potensi masa jabatan kedua Trump, melainkan justru penasaran. Dia sendiri tidak mengharapkan perubahan besar dari masa jabatan Trump yang pertama. Namun demikian, dia mengakui kebijakan pemerintahan Partai Republik soal bantuan untuk Ukrainamasih sulit diprediksi.

Obamas call US presidential candidate Kamala Harris

Mengenai NATO, "posisi Trump menekankan bahwa anggota NATO perlu berbuat lebih banyak untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap aliansi dalam hal belanja pertahanan dan itu adalah fakta objektif," tambahnya.

Bias dukungan elektoral

Meskipun pemilih diaspora Partai Republik tidak masuk ke dalam struktur kepartaian layaknya Partai Demokrat, Kulbickas percaya bahwa para anggotanya adalah pemilih yang lebih dapat diandalkan daripada Demokrat dan bahwa saat ini, mereka "sama bersemangatnya seperti sebelumnya, jika tidak lebih, dengan perubahan ini," imbuhnya merujuk pada pencalonan Harris.

Porter dari Democrat Abroad menekankan bahwa pemilih di luar negeri telah membuktikan bahwa mereka dapat membalikkan keadaan dalam persaingan yang ketat.

"Margin kemenangan Biden di Georgia dan Arizona lebih kecil pada tahun 2020 daripada jumlah suara internasional," jelasnya, mengacu pada negara bagian AS yang dapat menang atau kalah pada tahun 2024.

Partai Demokrat berusaha memaksimalkan energi baru ini di seluruh 52 cabangnya. "Sekarang semua pihak terlibat," kata Freling.

"Di seluruh dunia, orang-orang melakukan kampanye melalui telepon, acara pendaftaran di lapangan. Ini bukan hanya tentang Wakil Presiden Harris di posisi teratas, ini tentang Senat, Kongres, dan seterusnya."

(rzn/hp)