Pixar Pamerkan Karya Seni Animasi
11 Juli 2012Para penggemar film di tahun 80-an, pasti masih ingat film animasi pendek mengenai lampu meja. Film berjudul "Luxo Jr." berdurasi dua menit itu, diproduksi khusus untuk ikut festival film pendek.
Dalam film produksi tahun 1986 itu, penonton melihat gerakan animasi dua lampu meja, sebuah berukuran kecil yang lainnya berukuran besar, bermain dengan sebuah bola. Dengan efek yang tidak terlalu banyak, tapi sangat efektif, film animasi itu memukau para penonton bioskop maupun para kritikus industri perfilman.
Di masa itu, memberikan jiwa kepada obyek sehari-hari sekaligus memasukkan emosi dalam gerakannya, dengan kesempurnaan dan kekuatan daya cipta seni amat besar, merupakan sesuatu yang baru. Teknik komputer memainkan peranan utama yang memungkinkan hal itu terwujud. Anak-anak maupun orang dewasa sangat senang menonton animasi permainan puitis dua lampu meja itu.
Kini, 25 tahun kemudian penerus dari film animasi lampu meja itu datang ke Jerman, berupa pameran di gedung Bundeskunsthalle di kora Bonn. Luxo Jr. adalah film animasi pertama buatan Pixar, perusahaan animasi komputer Amerika. Salah seorang pendiri perusahaan Pixar, John Lasseter pada 1984 sudah membuat film animasi komputer perdana sebelum Luxo Jr, berjudul "The Adventure of Andre and Wally B", ketika masih bekerja di Lucasfilm.
Film eksperimental berdurasi singkat itu, mengubah total dunia perfilman. Seperempat abad kemudian, Pixar merupakan anak perusahaan Disney. Tapi perusahaan ini telah memantapkan citranya sebagai pencipta kreasi seni dan ekonomi yang unik. Saat ini, 13 film panjang animasi buatan Pixar, yang dimulai dengan Toy Story (1995), semuanya telah meraup penghasilan ratusan juta US Dollar di seluruh dunia.
Mengubah dunia hiburan
Sukses komersial tidak otomatis dipandang sebagai bukti kehandalan daya cipta artistik. Juga banyak film produksi Holywood dapat disebutkan sebagai tidak memiliki jiwa, dan tercipta hanya dari perhitungan ekonomi belaka.
Tapi sasaran Pixar berbeda. Menunjukkan hal itu, adalah tujuan utama pameran "Pixar 25 Years of Animation" yang digelar di Jerman.
Banyak yang bertanya, apakah logis dan terutama apakah dapat dibenarkan, menggelar pameran film animasi komputer di musium seni Jerman? Khususnya di Jerman pertanyaan itu dilontarkan, karena negara ini merupakan salah satu yang masih memisahkan dengan tegas, mana seni serius dan mana seni hiburan.
Direktur jenderal Bundeskunsthalle, Robert Fleck, yang memberikan kepercayaan kepada Pixar untuk menggelar pameran di musiumnya, menegaskan : "Kami tidak mengira, bahwa untuk produksi film animasi komputer Pixar, amat banyak diperlukan kemampuan seni tradisional".
Elyse Klaidman yang dipercaya Pixar menjadi kurator pameran di Jerman juga menegaskan : "seni dan desain tradisional memainkan peranan menentukan dalam proses penciptaan film."
Finishing menggunakan komputer
Para penggambar, pelukis, pematung dan desainer kostum bekerja keras, sebelum tokoh-tokoh film animasi itu diolah dengan komputer dan dapat terlihat beraksi. Mula-mula gambar-gambar tokoh animasi Pixar yang kita kenal dalam film Toy Story, Find Nemo, Cars atau Ratatouille diciptakan secara tradisional di meja gambar. Baru pada bagian akhir dilakukan animasi dengan bantuan komputer. Hal itu ditunjukkan dalam pameran yang menggelar sekitar 500 obyek.
Ribuan rancangan, gambar, sketsa, lukisan cat minyak atau cat air menandai tahapan proses karya seni tersebut. Setelah itu juga dibuat model patung tiga dimensinya, yang bukan model komputer, melainkan dengan teknik pembuatan patung tradisional.
Baru setelah itu semua obyek yang dibuat dan disiapkan sebelumnya, diolah menggunakan teknik komputer. Sebuah film panjang Pixar memerlukan waktu pengolahan rata-rata 4 tahun sebelum dapat ditonton di bioskop.
Relasi sejarah seni
Dari semua proses itu, terlihat rangkaian gambar atau lukisan yang berkaitan dengan sejarah seni. Banyak sketsa mengingatkan kita pada mahakarya seni bermutu tinggi digabung dengan gambar-gambar percobaan yang belum tuntas karya Leonardo da Vinci.
Lukisan kecil fantastis dari film Find Nemo menggunakan pewarna pastel mengingatkan kita pada karya Emil Nolde. Dunia film animasi yang fantastis dibangun dari desain set latar belakang yang kaya seperti gaya Metropolis.
Barang siapa berpendapat, kisah dalam film-film buatan Pixar hanya untuk anak-anak, satu dimensi atau seperti manisan, hanya sebagiannya tepat. Salah satu film bagus buatan Pixar diproduksi 5 tahun lalu. Ratatouille mengajak para penonton kembali ke jantung Eropa tepatnya ke Paris. Temanya klasik mengenai seni memasak, dan pemeran utama film yang mengaduk-aduk emosi penonton itu, justru binatang yang tidak lazim, yakni seekor tikus.
Dalam gaya Pixar, mereka membuat film klasik yang menyentuh. Kedengarannya sama lucunya dengan dua lampu yang bermain sebuah bola. Tapi harus kita akui, itu karya seni sejati.
Jochen Kürten/Agus Setiawan
Editor : Dyan Kostermans