Presiden Baru Kuba: Komunisme Akan Bertahan
20 April 2018Miguel Mario Diaz-Canel Bermudez, 57 tahun, hari Kamis (19/4) ditetapkan sebagai presiden baru Kuba untuk menggantikan adik Fidel castro, Raul. Raul Castro meletakkan jabatannya atas alasan usia lanjut. Inilah suksesi kedua di negara komunis Kuba setelah pemimpin besar Fidel Castro dulu menyerahkan jabatan kepada adiknya atas alasan kesehatan.
Dalam pidato pengukuhannya, Diaz-Canel memuji kaum revolusioner dari generasi Castro. Revolusi komunis di Kuba "tetap berjalan terus dan akan berlanjut," katanya.
Diaz-Canel termasuk politisi Kuba yang sebelumnya relatif kurang dikenal. Walaupun dia sudah menjabat sebagai menteri pendidikan tinggi dan wakil presiden. Dalam video yang bocor ke media tahun lalu, dia terlihat membela kaum akademisi dan para blogger Kuba dari kritik kelompok garis keras, namun dia juga berjanji akan membungkam media tertentu. Dia juga pernah menyebut beberapa kedutaan Eropa sebagai „pos subversi".
Raul Castro sendiri yang memilih Diaz-Canel untuk menjadi penggantinya, dan keputusan itu disetujui Majelis Nasional Kuba dengan 99,83 persen suara setuju. Media-media Kuba menggambarkan Diaz-Canel sebagai pemimpin yang loyal dan akan menjamin kesinambungan politik di negara komunis itu.
Kuba masih perlu Castro
Dalam pidatonya di parlemen, Diaz-Canel memuji pendahulunya Raul Castro, yang tetap akan memimpin Partai komunis Kuba sampai tahun 2021.
"Saya menegaskan kepada majelis ini, bahwa Raul Castro, sebagai sekretaris pertama Partai Komunis, akan memimpin keputusan tentang masa depan negara ini," kata Diaz-Canel.
"Kuba membutuhkannya untuk menyediakan ide dan proposal bagi tujuan revolusioner, untuk memberi orientasi dan memperingatkan kita tentang kesalahan atau kekurangan, mengajar kita, dan selalu siap untuk menghadapi imperialisme."
Pada gilirannya, Raul Castro mengatakan dia mengharapkan Diaz-Canel akan mengambil alih kepemimpinan Partai Komunis pada 2021.
"Mulai saat itu nanti, saya akan menjadi tentara lagi, yang akan mempertahankan revolusi ini," kata Castro, yang berjuang bersama kakaknya Fidel untuk menjatuhkan diktator Fulgencio Batista pada tahun 1959.
Tohokan Castro untuk Donald Trump
Castro juga menyampaikan visi masa depan bagi presiden baru Diaz-Canel. Dia, mengatakan, dia percaya Diaz-Canel akan menjalani dua periode lima tahun sebagai presiden. Setelah masa itu berakhir pada 2028, Diaz-Canel harus menggunakan posisinya sebagai ketua Partai Komunis untuk memandu penggantinya, sebelum mengundurkan diri pada 2031.
Raul Castro juga mengomentari hubungan Kuba-AS yang sempat mencair namun kini terhambat lagi. Dia mengatakan, kemenangan Donald Trump membuat hubungan bilateral kembali mundur, ditandai dengan nada agresif dan mengancam dari AS.
Sebelumnya, AS mengatakan tidak berniat mengubah kebijakannya terhadap Kuba. "Amerika Serikat tidak memiliki harapan bahwa orang-orang Kuba akan melihat kebebasan yang lebih besar di bawah pengganti Castro," kata seorang juru bicara Gedung Putih.
hp/rn (rtr, afp, dpa)