Presiden Ukraina Pidato di Washington
18 September 2014Presiden Ukraina Petro Poroshenko berharap mendapat dukungan lebih besar dari Amerika Serikat untuk haluan politiknya. Poroshenko hari Kamis (18/09) melakukan kunjungan resmi ke Washington dan berbicara di hadapan anggota Kongres.
Poroshenko juga akan melakukan pembicaraan dengan Presiden AS Barack Obama sehubungan dengan krisis di Ukraina timur. Sebelumnya Poroshenko berada di Ottawa, Kanada, dan melakukan serangkaian pembicaraan diplomatik.
Sebelum melakukan kunjungan ke AS, Poroshenko menandatangani Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa, yang tahun lalu menyebabkan sengketa politik dengan Rusia. Atas tekanan Rusia, Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, membatalkan penandatangan perjanjian tersebut.
Pembatalan itu segera menyulut aksi protes di Kyiv yang menyebar ke kota-kota lain dan berakhirnya dengan penggulingan Yanukovych yang kemudian melarikan diri ke Rusia.
AS janjikan bantuan
Pemerintah Amerika Serikat sudah menyetujui bantuan senilai 46 juta Euro untuk Ukraina, antara lain berupa bahan makanan dan perlengkapan militer. Kongres AS kini mempertimbangkan bantuan lebih besar lagi.
Di Ukraina, kritik terhadap Poroshenko makin kencang setelah ia menawarkan status otonomi luas untuk kawasan timur sekitar Donetsk dan Luhansk yang kini dikuasai kelompok separatis. Kedua kawasan itu diijinkan membentuk pemerintahan regional sendiri dengan wewenang luas.
Pemerintah Ukraina juga menjamin penggunaan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi. Selain itu, daerah otonomi Donetsk dan Luhansk bisa mendirikan pasukan keamanan sendiri dan menggelar pemilu lokal.
Rusia protes sanksi ekonomi
Presiden Rusia Vladimir Putin mengeritik sanksi ekonomi Uni Eropa dan Amerika Serikat terhadap negaranya. Ia mengatakan, sanksi itu melanggar prinsip-prinsip dasar Organisasi Perdagangan Dunia WTO.
"Ini semua dilakukan atas alasan politik, tanpa memandang norma-norma WTO", demikian disampaikan Putin dalam rapat kabinet yang disiarkan oleh televisi Rusia.
"Beberapa negara tampaknya bisa saja secara sepihak mengabaikan prinsip-prinsip WTO dan menerapkan sanksi terhadap Rusia, ekonomi keenam terbesar dunia", kata Putin.
Sehubungan dengan krisis di Ukraina timur, AS dan Uni Eropa menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Rusia, khususnya di sektor perbankan, persenjataan serta minyak dan gas. Rusia kemudian melakukan langkah balasan dengan melarang impor hasil pertanian dari beberapa negara Eropa.
hp/ab (dpa,afp)