Pro Rusia Tambah Gencar di Ukraina
7 April 2014Pihak berwenang di Ukraina menyatakan, sejumlah orang bersenjata yang pro Rusia menyerang dan menduduki markas besar aparat keamanan di kota Luhansk, hari Minggu (06/04), yang terletak sekitar 25 kilometer dari perbatasan dengan Rusia. Senin (07/04) Menteri Dalam Negeri Arsen Avakov menyatakan, demonstran yang menduduki gedung aparat keamanan sudah berhasil dihalau.
Ia tidak mengatakan lebih rinci, langkah mana yang diambil untuk menghalau demonstran. Sementara pihak kepolisian mengatakan, mereka telah mendapat laporan untuk siaga, dan telah memblokir semua jalan menuju kota itu. Pemerintah sementara Ukraina menuduh Rusia menyulut keresahan di daerah itu.
Media lokal melaporkan, sejumlah demonstran melempari bangunan itu dengan telur busuk, kemudian batu, geranat asap, dan akhirnya dengan bom yang menyebabkan kebakaran. Tetapi api berhasil dipadamkan dengan cepat. Di daerah itu, aksi protes sudah beberapa kali terjadi, sejak bekas Presiden Viktor Yanukovich, yang pro Rusia digulingkan Februari lalu.
Demonstrasi Pro Rusia dan Eropa
Sementara itu dari Kharkiv, yang juga terletak di Ukraina bagian timur dilaporkan, sekelompok kecil demonstran pro Eropa dipaksa merangkak melalui beberapa jalanan oleh kelompok lainnya yang pro Rusia. Sebelumnya demonstrasi kedua kelompok berlangsung damai selama beberapa jam. Kota Kharkiv yang terletak sekitar 40 kilometer dari Ukraina juga terpecah antara pro barat dan timur setelah krisis pecah di Ukraina.
Kelompok pro Rusia berseru, "Kharkiv adalah kota Rusia!" sambil memaksa kelompok lainnya untuk merangkak. Demonstran pro barat juga diludahi dan ditendangi. Mereka kemudian dibawa dengan tergesa-gesa ke sebuah mobil polisi yang sudah menunggu. Aksi protes sebenarnya dijaga polisi khusus anti kerusuhan, yang memisahkan kedua kelompok. Tetapi mereka tidak mengambil tindakan apapun terhadap demonstran pro Rusia.
"Kita Perlu Sistem Federal"
Warga sejumlah daerah Ukraina yang sebagian besar penduduknya berbicara bahasa Rusia, merasa lebih dekat dengan Moskow daripada Barat. Mereka dituduh menebarkan separatisme dengan menuntut agar Ukraina menjadi negara federal. Tuntutan ini mucul setelah pasukan Rusia memasuki wilayah Krimea, sebagai reaksi terhadap pengambilalihan kekuasaan di Kiev oleh oposisi yang pro barat.
Seorang ibu yang pro Rusia mengatakan tidak merasa terwakili dalam pemerintahan Ukraina yang baru. Ia berpendapat, sistem federal adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkam mereka.
"Federal berarti setidaknya kekuatan otonomi lebih besar, dan hak lebih luas untuk memilih cara hidup," kata Alexander (32), seorang pekerja pada perusahaan penerbangan, sebuah cabang industri yang sangat tergantung pada perdagangan dengan Rusia.
Sementara itu, sekelompok orang pro Eropa mengadakan piknik di dekat monumen pahlawan nasional Ukraina, pujangga Taras Shevchenko. Di dekatnya sebuah band memainkan musik dan anak-anak bermain di lapangan rumput.
ml/ap (afp, dpa, rtr)