Program Atom Iran Masih Picu Kontroversi
19 Februari 2012Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menyerukan untuk pengetatan sanksi terhadap Iran. Sanksi-sanksi baru harus diputuskan dengan cepat, demikian dikatakan Barak Sabtu (18/02) saat kunjungannya di Jepang. Jika tidak Iran dapat mencapai apa yang disebut zona imunitas. Yang dimaksud Menteri Pertahanan Israel itu adalah kemungkinan stadium program atom Iran, yang tidak dapat dihentikan lagi dengan serangan senjata.
Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dalam pertemuan dengan Barak di Tokyo mengatakan, negaranya akan berupaya mengurangi impor minyak dari Iran. Saat ini 10 persen kebutuhan minyak Jepang diimpor dari Iran.
Menurut pemberitaan harian “Washington Post” awal Februari lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta memperingatkan kemungkinan serangan Israel terhadap instalasi nuklir Iran dalam bulan-bulan mendatang dan menyampaikan kecemasannya.Mengenai itu Ehud Barak mengatakan, dukungan Amerika Serikat untuk keamanan Israel mencapai kemajuan amat besar dan mendalam. Paling tidak di negara-negara barat terdapat konsensus, bahwa tidak ada pengeculian untuk opsi tindakan. Demikian ditekankan Menteri Pertahanan Ehud Barak terkait kemungkinan serangan.
Sementara itu Menteri Pertahanan Inggris William Hague menolak dilakukannya serangan militer terhadap Iran. Dalam wawancara yang dipublikasikan harian Inggris The Daily Telegraph, Sabtu (18/02), Hague mengatakan saat ini serangan terhadap Iran tidak menjadi favorit pemerintah Inggris. Aksi serangan mengandung kerugian yang besar.
Uni Eropa Nilai Iran Bersedia Berunding
Dalam sengketa mengenai program atom Iran, pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton secara berhati-hati menyampaikan optimisme untuk kemungkinan pembicaraan baru dengan Teheran. Tanggapan Iran baru-baru ini terhadap tawaran pembicaraan, dapat berarti bahwa negara itu bersedia untuk berunding. "Saya menahan diri sekaligus bersikap optimis. Reaksi Iran menunjukkan bahwa upaya dua jalur pihak barat dalam konflik ini benar. Sanksi-sanksi dan tekanan terhadap negara itu sebagai tanggung jawab kami terhadap masyarakat internasional, menurut saya telah menunjukkan efeknya. Tapi tentu saja kami ingin menyelesaikannya melalui pembicaraan.“
Demikian dikatakan Ashton Jumat (17/02) lalu di Washington, usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton. Clinton menilai surat dari Iran sebagai jawaban yang mereka tunggu. Namun kedua politisi menekankan, bahwa surat itu harus dikaji secara seksama.
IAEA Harapkan Informasi Konkrit
Sementara itu Badan Energi Atom Internasional IAEA melakukan upaya baru untuk memperoleh informasi tentang program atom Iran yang kontroversial. Minggu (19/12) IAEA mengirimkan kembali tim pakar ke Teheran dengan harapan mulai Senin (20/02) akan memperoleh akses sepenuhnya ke lokasi, melihat dokumen-dokumen dan melakukan pertemuan dengan wakil-wakil pemerintah. Kunjungan tim pakar IAEA akhir Januari lalu, menurut Badan Energi Atom Internasional tidak memberikan hasil konkrit.
Dyan Kostermans/dpa/DW/AFP
Editor: Marjory Linardy