Proses Pengadilan Kasus NSU Tanpa Media Turki?
28 Maret 2013Para jurnalis Turki tidak mempercayai matanya, saat melihat daftar akreditasi. Di antara media yang mendapat tempat meliput di ruang sidang dalam proses pengadilan kasus sel teror Neonazi "Nationalsozialistischen Untergrund" NSU, tidak ada satu pun jurnalis Turki.
Seluruhnya 50 jurnalis yang mendapat tempat mengikuti persidangan proses pengadilan terhadap gembong tersangka teroris Beate Zschäpe dan tersangka pembantu kelompok ekstrim kanan NSU di Pengadilan München. Sebagian besar tempat diperoleh harian besar Jerman, kantor berita dan stasiun pemancar terkemuka Jerman. Media internasional hanya sedikit antara lain untuk BBC, bahkan harian New York Times pun tidak dapat tempat.
"Urutan masuknya permohonan" yang menjadi dasar pengolahan akreditasi, demikian kata juru bicara pengadilan. Dia menunjuk, 123 jurnalis mendapat akreditasi tapi hanya 50 yang mendapat tempat di ruang pengadilan. Jika tempat ini tidak diambil, wakil media lainnya dapat mengisinya. Ini birokratis tapi tidak sensitif dan sulit dimengerti, kata para tokoh politik dan perhimpunan jurnalis.
Melaporkan dari Tangan Pertama
Bagi jurnalis Mustafa Grökem ini jauh lebih dari sekedar pemberitaan proses pengadilan tersebut. Rangkaian pembunuhan bermotif rasisme kelompok NSU adalah hal luar biasa dalam sejarah Jerman.
"Banyak warga Turki kehilangan kepercayaan terhadap pihak berwenang Jerman. Mereka merasa dikesampingkan dan dikelabui," kata Görkem. Justru dari latar belakang ini dipandang penting agar para jurnalis Turki dapat mengamati langsung proses itu dan memberitakan dari sudut pandangnya.
"Dengan cara ini kepercayaan yang hilang dapat dikembalikan. Jika mereka tidak berada di ruang sidang, maka media Turki harus mengolah informasi dari tangan kedua. Itu tidak membantu pemberitaan", tutur jurnalis itu.
Dari segi perhatian besar, baik kalangan nasional maupun internasional untuk proses ini, 50 tempat bagi jurnalis terlalu sedikit, kritik organisasi Jurnalis Jerman DJV. "Itu tidak memberi kesan bagus bagi kehakiman Jerman," kata Eva Werner wakil juru bicara DJV kepada DW.
Pengadilan kini diminta mencari kemungkinan baru. Yang memungkinkan adalah tayangan proses pengadilan ke ruangan lainnya. Tapi sejauh ini pengadilan menolaknya.
Juga permintaan berkali-kali untuk memindahkan proses pengadilan ke ruang yang lebih besar dipandang tidak mungkin, karena ruang sidang yang dimaksud sudah dirombak dan diperbesar kapasitasnya. Hampir separuh tempat terisi oleh banyak tersangka lainnya dan pengacaranya.
Ditambah tempat-tempat untuk "publik" yang hal ini pun sudah memicu sengketa, karena pengadilan tidak mereservasi tempat untuk Duta Besar Turki dan pengurus HAM dari Parlemen Turki. Ini dikritik ketua komisi pengawas kasus Neonazi -NSU di Parlemen Jerman, Sebastian Edathy. "Tidak pantas jika Dubes Turki harus ditempatkan di daftar tunggu", kritiknya.
Pertentangan Kepentingan Kehakiman dan Media
Bagi pengadilan masalahnya bukan hanya tempat melainkan juga keamanan. Apalagi proses ini menyangkut kelompok ekstrim kanan Jerman "NSU", yang sangat membenci orang asing, yang gembongnya Beate Zschäpe diajukan ke pengadilan.
Kedua komplotnya bunuh diri tahun 2011 ketika polisi sudah hampir menangkap mereka. Daftar kejahatan trio itu: 10 kasus pembunuhan, berbagai serangan bom, perampokan bank dan kasus serangan pembakaran berat. Kasus bermotif kebencian warga asing gagal diungkap aparat keamanan dan dinas rahasia Jerman lebih dari 10 tahun.
Zschäpe, yang selama ini bungkam, dituduh membentuk perhimpunan teroris. Ia diduga tebukti terlibat dalam aktivitas kejahatan NSU. Menurut keterangan pengadilan kini prioritasnya bukan liputan media, melainkan keamanan berlangsungnya proses peradilan.