Puluhan Ribu Warga Berdemonstrasi di Moskow
10 Desember 2011Pendukung setia komunis bersatu dengan para pekerja kantoran dalam aksi protes terbesar dalam beberapa dekade terakhir di Moskow, Rusia. Sabtu kemarin (10/12), mereka menuntuk berakhirnya 12 tahun berkuasanya Vladimir Putin dan didengarnya suara mereka dalam pemilu.
Rakyat Rusia Kehilangan Kesabaran
Banyak diantara mereka yang berkumpul di Lapangan Bolotnaya, belum pernah mengikuti demonstrasi semacam ini. Tetapi mereka muak dengan Putin dan Partai Rusia Bersatu yang memenangkan pemilu parlemen akhir pekan lalu. "Ini adalah protes terhadap pemilu yang tidak jujur. Ini protes terhadap pemerintah yang kehilangan kepercayaan masyarakat. Ini protes terhadap penipuan pemilu." Demikian ujar seorang demonstran.
Aksi protes dipimpin oleh Boris Nemtsov, ketua oposisi Rusia dan pengkritik utama partai Putin. Pada demonstrasi di Moskow, Nemtsov menuntut dibebaskannya para pendukung oposisi yang ditahan, pembatalan hasil pemilu, dan pengunduran diri para pejabat tinggi pemerintah Kremlin. "Saya berharap ada resolusi dari demonstrasi ini. Seperti pembebasan tahanan politik. Ada lebih dari 50 kawan seperjuangan yang ditangkap saat reli 5 Desember lalu. Kami juga menuntut dibatalkannya pemilu palsu dimana 13 juta suara telah dirampas dari kami."
Protes Berjalan Relatif Tenang
Para peserta demonstrasi di Moskow harus terlebih dahulu melewati belasan mesin pendeteksi logam. Polisi anti huru hara juga tampak berpatroli. Beberapa orang memanjat pohon, memotret dan mencoba mengestimasi jumlah orang yang berkumpul. Walau polisi memperkirakan jumlahnya 30 ribu orang, pihak yang mengorganisir protes menyebut angka antara 40 ribu hingga 100 ribu. Di luar Moskow, seperti St. Petersburg ada sekitar 7000 demonstran. 60 kota lainnya juga menggelar aksi yang sama. Polisi melaporkan, hanya 100 orang yang ditangkap di seluruh Rusia. Ini jumlah yang sangat rendah bagi aksi massal sebesar itu.
Para demonstran terus berseru "Rusia tanpa Putin", atau 'Semua penjahat dan penipu". Menurut seorang demosntran, "Kami sudah tidak tahan lagi. Putin dan Medvedev saling bertukar posisi begitu saja. Ini keterlaluan. Kemarahan warga sudah menumpuk selama beberapa tahun terakhir." Pihak oposisi mengumumkan, protes besar berikutnya yang akan digelar di Moskow adalah tanggal 24 Desember mendatang.
Partai Rusia Bersatu Akui Kepentingan Oposisi
Presiden Dmitry Medvedev sudah menolak tuduhan penipuan dalam pemilu, sementara Putin menuduh Amerika Serikatlah yang memanas-manasi dan membiayai aksi protes di Rusia. Suara dengan nada sedikit berbeda terdengar dari partai kubu Putin, Rusia Bersatu. Andrei Isayev, perwakilan partai Rusia Bersatu mengatakan, pihaknya mengakui, bahwa pendapat oposisi sangatlah penting dan akan didengar di media massa, masyarakat dan negara.
Vidi Legowo-Zipperer, rtr, ap, afp
Editor: Ayu Purwaningsih