Puntung Rokok Diduga Penyebab Ledakan Sumur Minyak di Aceh
26 April 2018Jumlah korban tewas bertambah dua kali lipat dari data awal yang dirilis Badan Penaggulanan Bencana Aceh (BPBA) pasca kecelakaan Rabu (25/04). Korban meninggal dunia adalah warga yang meninggal di rumah sakit akibat mengalami luka bakar.
"Kami masih memantau korban luka dan situasi di lokasi kejadian,” kata Henny Nurmayani, staf Pusat Data dan Informasi BPBA. "Tiga korban luka masih berada di rumah sakit", tambahnya seperti dikutip dari AFP.
Meski demikian bukan berarti bahaya di lokasi sumur minyak telah berakhir. "Api sudah dipadamkan pagi ini tapi gas masih terus menyembur,” ungkap Teuku Ahmad Dadek, Kepala Pelaksana BPBA Kamis (26/04) seperti dikutip kantor berita Jerman, DPA.
Baca juga: Siapa yang Bertanggungjawab atas Tumpahan Minyak Balikpapan?
Baca juga: Kerusakan Jangka Panjang Bencana Tumpahan Minyak
Api berasal dari mana?
Investigasi terhadap penyebab ledakan sumur minyak di Aceh Timur telah berlangsung. Dugaan sementara ledakan dipicu oleh puntung rokok.
”Banyak orang yang merokok di sana," ujar Irjen Setyo Wasisto, Kadiv Humas Mabes Polri. "Itu adalah desa, banyak orang yang mencari minyak dan suasananya ramai.”
Saat kejadian, warga sedang menggali namun tiba-tiba lubang pengeboran minyak mengeluarkan semburan api dan meledak hingga mencapai ketinggian 70 meter di udara. Kobaran api turut membakar empat rumah warga.
Ahli perminyakan dari Pertamina akan datang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. "Mereka ahli perminyakan. Ini sumur tua, seperti daerah Blora, Cepu, ada sumur yang ditarik oleh orang dengan tali. Supaya keluar minyaknya. Itu tidak ada izinnya, ilegal," kata Irjen Setyo Wasisto menegaskan.
Sumur minyak ilegal di permukiman warga
Lokasi ledakan yang berada di sekitar permukiman warga menyebabkan jumlah korban cukup tinggi. Tidak hanya di Gambong Pasir Putih, dilaporkan ada ribuan sumur minyak dalam skala kecil tersebar di Aceh dan biasanya ditambang secara ilegal oleh warga secara tradisional. Tak sedikit warga yang nekat melakukan pengeboran di sekitar sumur minyak yang telah ditinggalkan pertamina, dengan harapan untuk menemukan sumber minyak yang baru.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Dito Ganinduto menilai kejadian di Aceh mencerminkan lemahnya pengawasan pengelolaan sumber daya alam nasional oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina.
Baca juga: Pertamina Akui Sebabkan Bencana Minyak di Teluk Balikpapan
"Pemerintah harus mengawasi dong. Itu kan sektor ESDM. Tidak bisa lempar tanggung jawab begitu saja. Harus diawasi,” ujar Dito sambil menyebutkan peran BUMN pengelola penambangan minyak Indonesia.”Pertamina kan tahu sumber-sumber yang ditutup di mana. Itu laporkan kepada penegak hukum supaya tidak boleh dilakukan pengolahan sumur tersebut,” katanya kepada tirto.id.
Meski demikian Kementerian ESDM berkilah. "Karena ini ilegal ya, jadi bukan tugas kami melakukan pengawasan.. Bahwa ilegal ini tetap ilegal, kemudian nanti kita carikan skema. Tentunya kami bekerjasama dengan aparat hukum terkait.” ungkap Agung Pribadi, Kepala Buro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM.
ts/vlz ( AFP, DPA, Tirto.id, Kompas.com)