Putin Hadiri Parade Militer di Krimea
9 Mei 2014Putin mendarat di Krimea hari Jumat siang (09/05) untuk menghadiri upacara peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Sebelumnya, Putin memimpin upacara parade militer di Moskow, yang menampilkan ribuan pasukan Rusia dengan persenjataan modern.
Peringatan kemenangan atas Nazi Jerman tanggal 9 Mei adalah upacara besar di Rusia yang setiap tahun digelar di seluruh negeri dan menjadi acara kebanggaan nasional penuh patriotisme. Lebih 20 juta warga Uni Soviet tewas dalam perang melawan Jerman.
Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya mengeritik rencana Putin berkunjung ke Krimea. Sekalipun tanggal 9 Mei merupakan hari peringatan penting, kunjungan itu hanya akan memicu ketegangan di Ukraina, kata Merkel.
Parade militer di Moskow
Ketika memimpin parade militer di Moskow, Putin memuji perjuangan mati-matian pasukan Uni Soviet untuk "membela tanah airnya".
"Tekad baja penduduk Uni Soviet, keberanian dan stamina tangguh mereka telah membebaskan Eropa dari perbudakan. Negara kita berhasil menghancurkan Nazi, kita menang dengan pengorbanan jutaan orang dan penderitaan besar", kata Putin di hadapan para veteran militer di Lapangan Merah.
Parade militer itu menampilkan 151 satuan militer yang dilengkapi persenjataan mutakhir. Antara lain panser jenis T-90A, helikopter tempur Ka-51 Alligator, pesawat tempur Mig-29 dan pesawat pembom supersonik Tu-160.
"Kita setiap saat siap mempertahankan warisan para pahlawan, yang mengorbankan segalanya untuk menjaga perdamaian dunia", kata Putin.
Hubungan Rusia dan negara-negara barat makin rengggang sejak aneksasi Krimea. Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap para pejabat Rusia dan mengancam akan menerapkan sanksi ekonomi yang lebih luas lagi, jika Rusia tetap melakukan destabilisasi di Ukraina Timur.
Kiev lanjutkan operasi militer
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam kunjungan Putin ke Krimea. "Provokasi ini kembali menunjukkan bahwa Rusia sengaja menyulut ketegangan dalam hubungan dengan Ukraina", demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk sebelumnya memperingatkan, peringatan berakhirnya Perang Dunia II bisa dimanfaatkan Rusia melakukan provokasi. Ia meminta aparat keamanan di seluruh Ukraina untuk bertindak hati-hati. Namun operasi militer terhadap gerakan separatis tetap dilanjutkan.
Kantor berita melaporkan, beberapa anggota separatis pro Rusia tewas dalam kontak senjata dengan pasukan pemerintah di kota Mariupol. Tembak-menembak juga dilaporkan terjadi di Luhansk dan Kramatorsk.
"Dulu kami berjuang bersama Rusia menghadapi fasisme dan menang. Kini sejarah berulang dalam bentuk lain", kata Yatsenyuk dan menambahkan, sekarang Ukraina bahu-membahu bersama AS, Jerman dan Inggris untuk menghadapi ancaman dari Rusia.
hp/rn (afp, rtr)