Revolusi Februari: Awal Tirani Komunisme di Rusia
Ketika Revolusi Februari sukses melumat kekuasaan Tsar Nikolai II, Rusia selintas menyiapkan diri buat demokrasi. Namun keputusan fatal yang dibuat kaum moderat membuka jalan bagi kudeta Lenin dan tirani Komunisme.
Tawanan di Negeri Orang
Kekalahan atas Inggris dan Perancis dalam Perang Krimea 1856 mengungkap keboborkan sistem kekaisaran yang melemah akibat korupsi dan nepotisme. Puncaknya adalah takluknya Rusia pada Perang Dunia I. Pada musim dingin 1916/1917 seisi negeri dilanda bencana kelaparan. Situasinya dipersulit oleh sikap keras kepala Tsar Nikolai II yang tidak ingin berkompromi.
Sikap Acuh Tsar Nikolai II
Kebencian penduduk terhadap keluarga kerajaan meledak lewat demonstrasi massal. Polisi diterjunkan buat membubarkan paksa aksi protes yang dihadiri oleh sekitar 200.000 orang di bukota St. Petersburg, sementara Nikolai II bersembunyi di markas militer di Belarusia. Ketika Duma membahas aksi protes, ia membubarkan lembaga perwakilan rakyat itu. Tapi Duma kemudian malah mengambilalih pemerintahan.
Pembelotan Serdadu
Akibatnya ribuan serdadu membelot ke pemberontak. Istana, gedung kementerian dan penjara diserbu. Tentara membantai perwira dan menjarah gudang senjata. Pada 3 Maret Tsar Nikolai II dipaksa lengser. Sebagai gantinya kelompok moderat membentuk dewan "Petrograd Sovyet" sebagai pemerintahan transisi. Sebagian anggota dewan adalah bekas serdadu.
Kegagalan Kaum Liberal
Pemerintahan transisi pimpinan Gregory Lvov menjanjikan pemilihan umum yang bebas dan hak-hak sipil buat penduduk, terutama hak pilih untuk kaum perempuan. Prinsip demokrasi yang diajukan "Petrograd Sovyet" bahkan melebihi dari yang berlaku di Eropa barat dan Amerika Serikat saat itu. Namun perseteruan antara liberal dan kaum kiri seputar reformasi agraria memaksa Lvov mengundurkan diri.
Ambisi Fatal Kerenski
Ketika situasi ekonomi belum juga membaik, pemimpin baru Rusia, Alexander Kerenski (ka.), malah bersikeras melanjutkan kampanye militer terhadap Jerman - sebuah keputusan yang terbukti fatal. Karena perang melawan Jerman membuat popularitas pemerintahan transisi anjlok. Belasan ribu serdadu melakukan desersi di medan perang.
Perlawanan Bolshevik
Akibatnya kaum Bolshevik kebanjiran simpatisan dan Rusia kembali bergolak. Kaum kiri dan komunis mulai melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan di St. Petersburg. Selama beberapa bulan pasukan pemerintah berhasil mematahkan serangan kaum pembangkang. Namun pada Oktober Vladimir Ilyich Ulyanov alias Lenin sukses mengkudeta pemerintah dan menjalin damai dengan Jerman dan Austria.
Kelahiran Tirani Komunisme
Lenin dan kaum Bolshevik kemudian mendeklarasikan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia dan Komunisme sebagai ideologi negara. Namun Rusia tak kunjung tenang. Selama lima tahun kemudian Lenin sibuk mempertahankan kekuasaannya dalam perang saudara. Akibatnya Rusia kembali didera bencana kelaparan yang mengakibatkan kematian bagi 10 juta penduduk sipil.