Ributkan Capres, Oposisi Taiwan Dikritik Bibit "Kekacauan"
22 November 2023Lai Ching-te mengingatkan calon pemilih agar mewaspadai kekacauan dan "eksperimen", ketika dua partai oposisi pro-Beijing di Taipei berselisih tajam jelang pilpres, 14 Januari mendatang.
Pemilihan umum kepresidenan Taiwan pada tanggal 13 Januari nanti diyakini akan menggariskan kebijakan masa depan Taipei kepada Cina di tengah eskalasi di Selat Taiwan. Sejak beberapa tahun terakhir, Beijing meningkatkan intensitas provokasi militer atau pelanggaran wilayah kedaulatan di negeri jiran.
Wakil PresidenLai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik DPP yang berkuasa, sebabnya mengingatkan betapa Taiwan tidak memiliki kapasitas untuk melakukan "eksperimen" politik dalam pemilu. Menurutnya, cuma kandidat yang berpengalaman saja yang bisa meniti isu geopolitik yang penuh bahaya.
"Taiwan tidak mampu menanggung kekacauan dan eksperimen politik pada saat ini," kata dia.
Bersama calon wakilnya yang merupakan bekas utusan khusus AS di Taiwan, Hsiao Bi-khim, Lai difavoritkan untuk mengumpulkan dukungan terbesar. Peluangnya kian terbuka lebar, ketika dua partai oposisi, Kuomintang, KMT, dan Partai Rakyat Taiwan, TPP, belum mendaftarkan pasangan calon.
Kisruh tafsir survei jelang pemilu
Karena meski sepakat berkoalisi, kedua partai yang dikenal ramah kepada Cina itu hingga kini masih meributkan nama calon penantang Lai. Dikabarkan, adalah hasil jajak pendapat yang meniupkan keraguan terhadap daya tarik kandidat utama, yakni Hou Yu-ih dari KMT.
Pada Selasa, Hou menyerukan dibukanya kembali perundingan koalisi tentang siapa yang akan maju ke pencalonan Dia bersikeras tidak pernah memaksakan dirinya sebagai calon presiden. KMT selama ini bersikeras, Hou, berpeluang besar menandingi popularitas Lei. Namun TPP menolak dengan dalih, analisa dukungan elektoral yang dilakukan rekan koalisinya itu bersifat "tidak ilmiah dan tidak berkorelasi dengan analisa statistiknya sendiri," seperti yang dilansir Reuters.
Hingga dua hari sebelum penutupan pendaftaran kandidat, Ko Wen-je, kandidat TTP, belum menunjukkan isyarat mundur dan sebaliknya mengritik KMT karena dianggap telah menyerang pribadi dan partainya.
"Musuh kita adalah Lai Ching-te. Kekacauan ini membuka peluang bagi Lai untuk menyebar kebohongan. Dia sangat senang," kata Huang Shan-shan, direktur kampanye Ko Wen-je. Ketika ditanya soal pendaftaran, dia menjawab "masih ada dua hari lagi. Jangan gugup," katanya.
Kandidat presiden Taiwan lain adalah Terry Gou, miliarder dan salah seorang pendiri Foxconn, pemasok terbesar raksasa teknologi AS, Apple. Dia hingga kini belum mendaftarkan diri. Boleh jadi karena dia acap bertengger di posisi bawah dalam jajak pendapat.
Calon wakilnya, Tammy Lai, yang seorang bintang film tersohor, hari Rabu (22/11), mengunjungi kantor komisi pemilu untuk menjemput dokumen pendaftaran. Dia, yang hadir seorang diri tanpa ditemani Gou, tidak mengatakan apakah akan mengajukan pencalonan.
Ketika dihujani pertanyaan oleh wartawan, direktur kampanye Gou, HuangShih-hsiu, cuma mengatakan bahwa "apa pun bisa terjadi" sebelum batas waktu, Jumat (24/11).
rzn/hp (rtr,ap)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.