Penyebaran Corona di Indonesia Diprediksi Berakhir April
19 Maret 2020Hasil penelitian tim peneliti dari Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) serta KK Matematika Industri dan Keuangan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjudul "Data dan Simulasi COVID-19 dipandang dari Pendekatan Model Matematika" memprediksi epidemi virus corona COVID-19 akan berakhir di Indonesia pada pertengahan April 2020.
Penelitian ini dilakukan dengan menjalankan simulasi dan pemodelan sederhana mengenai prediksi penyebaran virus corona. Model yang digunakan yakni pengembangan dari model logistik Richard's Curve yang diperkenalkan oleh F.J. Richards. Model ini digunakan karena dinilai memiliki hasil yang cukup baik dalam menentukan awal, puncak, dan akhir endemi SARS di Hong Kong pada tahun 2003 silam.
Dalam menjalankan simulasi pemodelan ini, tim peneliti yang terdiri dari Nuning Nuraini, Kamal Khairudin, dan Mochamad Apri, memilih negara-negara dengan kasus infeksi yang terbanyak seperti Cina, Italia, Iran, Korea Selatan, dan Amerika Serikat sebagai acuan untuk menentukan parameter model.
Mereka menghitung laju awal pertumbuhan, asumsi batas atas penderita atau dikenal sebagai carrying capacity, dan efek asimtotik. Parameter yang dibutuhkan diestimasi dengan Least Square Method sehingga menghasilkan Richard's Curve yang merepresentasikan dinamika penderita.
Berakhir April 2020
Seteleh mereka menguji berbagai data kasus COVID-19 dari lima negara di atas, termasuk data akumulatif seluruh dunia, didapatkan model Richard's Curve Korea Selatan paling cocok disandingkan dengan kasus COVID-19 di Indonesia.
"Indonesia mulai menyatakan kasus awal COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah penderita sebanyak 2 orang. Jumlah ini tidak bertambah hingga 7 Maret 2020. Sehingga, dilakukan simulasi dengan nilai awal 2 orang penderita dan waktu awal simulasi pada 7 Maret 2020," bunyi laporan penelitian tersebut.
Dari hasil pemodelan yang dibangun, menunjukkan kasus COVID-19 diprediksi akan mencapai puncaknya pada akhir Maret 2020 berkisar di tanggal 25-27 Maret dengan jumlah kasus baru harian mencapai 600 kasus. Sementara pandemi diprediksi akan berakhir pertengahan April 2020 berkisar di tanggal 10-12 April dengan jumlah maksimum 8.000 kasus.
"Tentu saja pendekatan model ini masih sederhana, belum sempurna, tetapi pada dasarnya semua model yang ada menunjuk ke pesan yang sama: Kami tidak tahu jumlah kasus yang sebenarnya, tetapi yang jelas kasus yang terjadi jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan," terang tim peneliti.
Social distancing
Tim peneliti mengimbau masyarakat dapat melakukan salah satu langkah sederhana untuk menekan laju penyebaran wabah ini yakni dengan menerapkan pembatassan sosial atau social distancing. "Selain itu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sesuai panduan yang diberikan oleh pihak kesehatan masyarakat terkait hal ini dan harus dilakukan secara disiplin."
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo kembali mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan melakukan social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. Ia menegaskan sosialisai penting dilakukan agar kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah "bisa dijalankan secara efektif di lapangan."
"Jangan sampai kebijakan ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan. Saya lihat Sabtu Mingu kemarin di Pantai Carita, di Puncak lebih ramai dari biasanya. Sehingga ini akan memunculkan sebuah keramain yang berisiko memperluas penyebaran COVID-19," ujar Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan akun resmi YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/03).
Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya 218.000 kasus COVID-19 tersebar di seluruh dunia dengan 8.800 orang meninggal dunia. Sementara total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai angka 227 kasus, dengan total 19 kasus meninggal dunia dan 11 kasus sembuh.
rap/pkp (dari berbagai sumber)