Dimensi Serangan Rusia di Suriah
1 Oktober 2015Warga Homs menyatakan dimensi kehancuran akibat serangan udara Rusia amat dahsyat. Serangan jet tempur atas kawasan Homs dilaporkan menyebabkan sedikitnya 33 warga sipil tewas, termasuk anak-anak. Besarnya kehancuran yang disebabkan serangan dibenarkan seorang dokter yang bekerja di kota Rastan sekitar 20 km dari Homs. "Bangunan yang terkena bom Rusia, musnah sepenuhnya, ibaratnya seperti tidak pernah ada" ujar dokter bersangkutan.
Jet tempur Rusia melancarkan sedikitnya 20 kali serangan di 6 lokasi berbeda, yang diklaim sebagai posisi markas Islamic State (ISIS). Termasuk beberapa gudang amunisi milik 'jihadis". Pemerintah Rusia kini sudah mempublikasikan foto serta rekaman serangan yang dilancarkan di Homs.
Tetapi menurut Departemen Pertahanan AS, di kawasan tersebut tidak ada pos pertahanan ISIS, melainkan sejumlah pos pertahanan gerakan oposisi penentang Presiden Bashar al Assad. Demikian istilah Amerika terhadap kaum pemberontak anti rezim Assad.
Apakah tujuan serangan Rusia sesungguhnya?
Kini sejumlah analis menduga, serangan Rusia bukan bertujuan menghancurkan markas ISIS melainkan markas pemberontak. Selama ini Rusia tetap menunjukkan dukungan bagi Presiden Bashar al Assad. Sebagai reaksi atas serangan udara itu, Menlu AS, John Kerry dan Menlu Rusia, Sergey Lavrov menggelar kemarin pertemuan di New York,.
Kedua belah pihak menyatakan, walaupun ada perbedaan pendapat, mereka akan mengadakan pembicaraan lanjutan untuk mencegah adanya ketidakselarasan dalam langkah militer kedua negara di Suriah.
Reaksi atas serangan
Pemerintah Jerman menyatakan khawatir dengan perkembangan terakhir di Suriah. Demikian dinyatakan oleh Menlu Jerman, Frank-Walter Steinmeier.
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond menekankan Rusia harus memberikan informasi jelas, tentang sasaran serangan udaranya.
Hammond juga menyatakan di depan Dewan Keamanan PBB, Assad bukan alternatif yang lebih baik daripada ISIS.
Apakah AS tidak berdaya menghadapi langkah yang diambil Rusia di Suriah? Sebuah tweet menggambarkan pandangan, bahwa AS lemah hadapi Rusia.
Apapun langkah militer yang diambil negara-negara adidaya, warga sipil kerap menjadi korbannya.
ml/as (rtre, twitter, telegraph)